Prof. Dr. Ayatrohaedi (akrab disapa Mang Ayat), guru besar widyapurba dan widyabasa FS-FIB Ul, menulis memoar—sebelum ia meninggal dunia (18 Februari 2006). Dalam memoarnya, CATATAN ACAK-ACAKAN DAN CATATAN APA ADANYA ini menunjukkan bahwa Mang Ayat adalah orang yang tahu banyak tentang sejarah FSUI. la mengungkapkan keberadaannya dalam rentang waktu hampir 50 tahun (50-an-2002). Dengan kata lain memoar ini menyajikan sejarah perkembangan FSUI yang sangat bermanfaat bagi seluruh keluarga besar FS-FIB Ul.
[Pustaka Jaya, Dunia Pustaka Jaya, Catatan Acak-acakan, Biografi Ayat Rohaedi, Biografi]
Ayatrohaédi, Prof. Dr. H. (Jatiwangi, Majalengka, 5 Des 1939–Sukabumi, 18 Februari 2006). Sarjana arkeo logi (1964), Doktor Linguistik (1978), Gurubesar Arkeologi (1992), penga rang dalam bahasa Sunda dan Indonesia. Setelah tamat SR Jatiwangi (1952), SMP Majalengka (1955), SMA Muham madyah di Jakarta (1958), melanjutkan ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ia mengambil Jurusan Ilmu Pur bakala dan skripsinya berjudul Taruma nagara: Pertemuan Kebudayaan. Tetapi disertasinya untuk memperoleh gelar Doktor di UI me ngenai linguistik, yaitu dialektologi, berjudul Bahasa Sunda di Daerah Cirebon: Sebuah Kajian Lokabahasa (1978). Pernah menjadi Ketua Jurusan Arkeologi FS UI (1983–7), Pembantu Dekan Bidang Akademik FSUI (1999–2000).
Sejak masih duduk di SMA, ia telah menulis sajak dan cerita pendek, baik dalam bahasa Sunda mau pun Indonesia, dimuat a.l. dalam majalah Warga, Kiwari, Manglé, Majalah Sunda, Siasat, Indonesia, Cerita (Tjerita), Mimbar Indonesia, Budaya, Basis, Sulawesi, Pustaka dan Budaya, Budaya Jaya, dll. dan di samping itu ia banyak menulis karangan tentang berbagai topik (arkeo logi, sejarah, linguistik, sastera dan kebudayaan umumnya) dimuat dalam surat-surat kabar Kompas, Sinar Harapan, Suara Karya, Pikiran Rakyat, Sipatahoenan dll. Kumpulan cerita pendeknya dalam bahasa Sunda diterbitkan dengan judul Hujan Munggaran (1960), sedang sajak-sajaknya diterbitkan dalam Pamapag (1972) dan Di Kebon Binatang (1992) dan romannya berjudul Kabogoh Téré (1967). Ceritanya dalam bahasa Indonesia terbit dengan judul Warisan (1965), Yang Tersisih (1965), Panji Segala Raja (1974), sedang sajaknya dibukukan dengan judul Pabila dan Di Mana (1977). Menulis buku tentang linguistik Dialektologi (1978) dan Reka Bahasa (1995). Dia juga menerjemahkan Puisi Negro
(1976), Se nandung Ombak karya Yukio Mishima (1976), Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda karya J. Kats dan Suriadiraja (1980) dan Tata Bahasa Sunda karya D. K. Ardiwinata (1985) dan menyunting buku Kepribadian Bangsa. Setamat
khususnya jilid II dengan sub-judul “Kerajaan Sunda” (1975).