Debu-Debu Rakhine: Rasa Tak Kenal Batas-Batas Rumah

Pantera Publishing
1.0
1 review
Ebook
422
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Melihat Arakan dari udara seperti menyaksikan titik yang nyaris musnah dari muka bumi. Samar dan buram. Daerah dengan luas 18.500 mil persegi – sebelum dipartisi oleh penguasa Burma luas wilayah Arakan 21. 694 mil persegi – meliputi pegunungan, bukit, rockies, dataran pulau dan sungai. Namun setengah dari luas wilayahnya merupakan hutan. Dan menghampar bukit batu kapur sepanjang empat mil di Pulau Ramree. Sebuah wilayah yang berlimpah dengan sumber daya alam dan kaya bahan baku.


Catatan sejarah membuat diksi, bahwa Arakan yang dipisahkan dari daratan Burma oleh Arakan Roma ( Arakan Range ) sebagian tanahnya telah dihuni oleh warga imigran dari Bangladesh atau India pada abad ke 8 Masehi. Jejak pengaruh India tetap terlihat dalam banyak aspek : budaya, sastra, musik, dan masakan.


Di sepanjang lepas pantai Arakan – Rathetaung Township, Pulau Baronga, Pulau Cheduba dan pulau Muwe – memiliki tarian angin eksotis di atas tanahnya yang menyimpan timbunan minyak. Perusahaan gas Cina dan belakangan masuknya Chevron AS serta Total Perancis, seakan menandai Arakan sebagai tanah Tuhan yang menyediakan sumber daya alam bagi penduduknya. Batubara di Township Sittwe, marmer di Taung Kook Township dan pembuatan garam surya di Thantwe, Taungup dan Kyaukpru, seakan ingin menyempurnakan pemberian Tuhan atas bumi Arakan.


Dan seolah mengeksplorasi keberadaan Arakan, pada tanggal 13-17 April setiap tahunnya Arakan dimeriahkan dengan Tradisional Rakhine Thungran – yang di dalamnya berlangsung Water Festival ( Festival Air ). Perayaan Thungran jatuh pada Tangu, bulan lunar pertama kalender Rakhine. Perayaan yang juga menandai tahun baru ( Thungran Celebration ) ini digelar selama tiga hari, bahkan sebagian merayakannya hingga akhir bulan. Kelompok asosiasi budaya memberikan penghormatan kepada orang-orang tertua dengan doa, tarian, nyanyian dan hadiah.


Dalam keseharian, sebagian besar masyarakat Arakan disibukkan dengan aktivitas di ladang-ladang pertanian. Mereka menggantungkan hidup dengan bercocok tanam padi, jagung, ohm – (toddy palm ), kacang tanah, tembakau, kelapa, cabai dan karet. Sebagian lain membudidayakan garam surya.


Namun kesibukan mereka sama sekali tidak mengurangi entitas mereka dalam melestarikan budaya dan olah raga tradisional mereka. Kyun (gulat gaya Arakan ) dan Boat Ras Panjang ( Pwe Loung ) merupakan dua olah raga tradisional favorite yang terus dihadirkan. Kyun diselenggarakan pada Festival Pagoda dan Boat Ras Panjang diselenggarakan pada Festival Temple Shittaung di perairan sungai Tat Aung.


Bila purnama membundar di bulan Htwe Tapoe, Arakan seperti bersolek oleh keriuhan. Selain meminang rembulan, masyarakat bermain Rahta-swe-pwe ala Arakan.


Arakan nyaris sebagai surga.


Kecuali satu hal.


Ada keberpihakan yang menakutkan..


Mayoritas Rakhine adalah komunitas Buddha, dan di sana pula berdiam etnis Muslim Rohingya, terutama di Arakan. Etnis Muslim ini berusaha membaur dengan komunitas mayoritas, meski terkadang sikap mereka disalahpahami bahkan oleh pemerintah presiden Thein Sein. Sehingga mereka menjadi minoritas yang terombang-ambing.


Minoritas Muslim Rohingya tak ubahnya gerombolan burung Albatros – yang selalu membiarkan tubuhnya diserang matahari, tidur di belaian gelombang, menyerap yodium laut dan energi matahari – namun tak sekalipun diberi kesempatan untuk mengembangkan sayap, menyelam di kedalaman laut untuk mendapatkan ikan, cumi-cumi, udang atau kepiting.


Dan komunitas mayoritas serupa kelompok burung Fregat – yang hanya nyaris melayang-layang di angkasa, berpatroli di garis lengkung gelombang, bercumbu di udara, kemudian turun – bertelur, mengeram, menetas untuk kemudian meraih apapun di bumi, sebelum akhirnya pergi dan hadir kembali untuk maksud yang sama pada waktu yang telah ditentukan.


Ketika generasi lain di luar bumi Arakan bebas menyelenggarakan aktifitas : membuat sejarah kemegahan, menaklukkan dimensi dunia dengan teknologi, menuangkan impian, generasi minoritas Rohingnya terisolir dalam intoleransi hidup bergumul tekanan, bersenandung dengan kemiskinan, dan terpuruk dalam neurosis akibat aturan pemerintah Myanmar yang masih mengedepankan prinsip rasisme dan outlet beragama. Mereka bahkan dianggap sebagai komunitas ilegal yang tidak punya hak hidup di bumi Myanmar. Mereka memiliki tanah, namun tidak ada bumi sebagai pijakan.


Arakan ialah syair kesyahduan.


Arakan adalah pesona keindahan.


Namun sesungguhnya belum sempurna.


Zhaenal Fanani

Ratings and reviews

1.0
1 review

About the author

ZHAENAL FANANI LAHIR 07 MARET DI DAMPIT, MALANG, JAWA TIMUR.


PENDIDIKAN SD NEGERI DAMPIT 1, MTSN MALANG, MA MALANG DAN UNISMA.


BEBERAPA TAHUN NYANTRI DI PONDOK PESANTREN RAUDALATUL MUTA’ALLIMIEN DAN


PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SHIROTUL FUQOHA’, MALANG.


KURUN 1993 – 1997 MENULIS SERIAL SILAT


PENDEKAR MATA KERANJANG 12 EPISODE ( CINTA MEDIA, JAKARTA ) JOKO SABLENG 93 EPISODE ( CINTA MEDIA, JAKARTA )


PENDEKAR SERIBU BAYANGAN 18 EPISODE ( KARYA ANDA, SURABAYA ) NOVEL YANG TELAH DITERBITKAN :


MADAME KALINYAMAT ( DIVA PRESS, 2009 ) TSU ZHI ( DIVA PRSS, 2009 ) KANTATA ABABIL ( DIVA PRESS, 2010 ) TROY ( DIVA PRESS, 2010 ) THE CRONICLE OF


JENGISKHAN ( DIVA PRESS, 2010 ) AEROMATICAL ( DIVA PRESS, 2010 ) SUJUDILAH


CINTAMU ( DIVA PRESS, 2011 ) GERBANG DUNIA KETIGA ( DIVA PRESS, 2011 ) HAMAROCH ( DIVA PRESS, 2011 ) TABUT ; ARK OF COVENANT ( DIVA PRESS, 2011 ) ANAK-ANAK LANGIT ( DIVA PRESS, 2011 ) SHEMA ; WHIRLING DERVISH DANCE ( DIVA PRESS, 2011 ) SENJA DI ALEXANDRIA ( DIVA PRESS, 2011 ), MENORAH ( DIVA PRESS, 2011 ), KARBALA ( DIVA PRESS, 2012 ) BULAN DI LANGIT ATHENA ( DIVA PRESS, 2012 ) SUNSET TERAKHIR DI TEHERAN ( DIVA PRESS, 2012 ) SEPENGGAL BULAN UNTUKMU


( DIVA PRESS, 2012 ) RONDENVUS DI SELAT HORMUZ ( DIVA PRESS, 2012 ).

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.