Siapa sangka dari khasanah seni-budaya berupa Tembang Macapat karya para pujangga leluhur Jawa yaitu dari Mijil, Sinom, Asmarandana, Kinanthi, Dhandhanggula, Maskumambang, Durma, Pangkur, Gambuh, Megatruh, Pucung ternyata mengandung makna kehidupan yang adiluhung. Bukan hanya mengenai fase-fase kehidupan penting yang dilalui manusia, tetapi juga mengisyaratkan makna dari kelahiran hingga kematian (sangkan paraning dumadi). Itulah ÌÓCakramanggilinganÌ¥, siklus kehidupan manusia sebagaimana terurai dalam Tembang Macapat sejak dilahirkan sampai meninggal dunia. Para pujangga leluhur orang Jawa memang sangat mengutamakan dan begitu peduli mengenai kebaikan dan kemuliaan dalam menjalankan apa yang disebut dengan memayu hayuning bawana (melestarikan dan memakmurkan bumi seisinya) yang identik dengan Rahmatan lil ÌÓalamien (rahmat bagi semesta alam). Semoga anak-anak bangsa dapat falsafah ÌÓmemayu hayuning bawanaÌ¥ tersebut serta memelihara keseimbangan alam semesta.