Marsia lebih memilih menikah dengan orang yang dicintainya, Linggo. Lelaki itu adalah ahli waris tunggal juragan perahu kaya raya di Tanjung Mayang. Bagi keluarga Marsia, Linggo tampak lebih bermasa depan cerah ketimbang Fandrik. Selain pengangguran, Fandrik dibayang-bayangi masa silamnya yang kelam: ia dan keluarganya didesak melepaskan imannya untuk mencegah kerusuhan Syiah terjadi sebagaimana yang pernah pecah di Bukit Maronggi.
Dengan melibatkan Linggo, Kiai Karrar, Ra Wazir, Madong si tukang cukur, dan Maeda yang terancam menjadi perawan tua, Rumah Jadah digerakkan oleh perselisihan abadi antara Marsia dengan Fandrik. Dari situlah konflik-konflik yang lain datang silih berganti: rumor ilmu hitam, kemandulan, intrik politik, makhluk jadi-jadian, hingga skandal hubungan terlarang. Pusaran masalah-masalah itu menyisakan kesunyian yang kekal.