REVOLUSI NASIONAL 1945 DI SEMARANG

· UGM PRESS
5.0
1 review
Ebook
168
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Berita suksesnya pemuda Surabaya melucuti seniata tentara Jepang pada tanggal 1 Oktober 1945, segera mendorong pemuda di berbagai daerah untuk bertindak serupa. Yang membedakan di Semarang, usaha tersebut meledak menjadi pertempuran sengit yang menelan banyak korban hingga ribuan pemuda dan ratusan tentara Jepang. Peristiwa yang dikenal dengan sebutan Pertempuran 5 Hari di Semarang itu tidak hanya menggemparkan masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia dan dunia internasional. Banyak pihak yang penasaran, termasuk para ahli sejarah, mengapa pemuda Semarang menjadi begitu beringas melawan tentara jepang yang persenjataan dan kemahiran berperangnya jauh lebih unggul?

Keberanian pemuda Semarang melawan penjajah sebetulnya tidak datang tiba-tiba. Semangat pergerakan sudah mulai tumbuh di Semarang sejak lama. Perintisnya, antara lain Semaun yang sejak 1917 menjadi Ketua Sarekat Islam Cabang Semarang. Semaun tidak hanya berani mengkritik kebijakan pemerintah Belanda, tetapi juga berani memimpin serangkaian pemogokan. Sepak teriangnya sukses menarik simpati rakyat hingga pelosok desa. Hanya dalam waktu setahun, jumlah anggota Sarekat Islam melonjak hingga 10 kali lipat. Dalam hitungan bulan, Sarekat Islam berubah menjadi organisasi radikal dan menjadi lokomotif pergerakan pemuda Semarang.

Prinsip Semaun yang antikapitalisme dan antiimperialisme dengan cepat menular di kalangan pemuda. Boedi Oetomo yang semula moderat, sejak tahun 1926 menjadi lebih progresifsetelah dipimpin golongan muda. Melihat situasi ini, pemerintah Belanda melakukan penangkapan terhadap para aktivis, Akhirnya aktivis yang lolos dari penangkapan melanjutkan perjuangan secara ilegal, bergerak di bawah tanah. Lainnya menyamar dengan masuk organisasi yang tidak dilarang, seperti Parindra dan Gerindo.

Seiring berjalannya waktu, gerakan pemuda Semarang semakin solid dan matang. Pada tahun 1943, secara ilegal pemuda bulat menuntut Indonesia merdeka berdasarkan kedaulatan rakyat. Pada zaman pendudukan Inggris dan Belanda, pergerakan pemuda sudah terorganisasi dengan rapi. Purusara (sekarang RS Kariadi) menjadi pusat kegiatan para politisi. Mereka sepakat tidak mau Indonesia dijadikan barang inventaris yang setelah Jepang kalah perang akan diserahkan kembali ke Belanda. Maka, tidak heran ketika ada pihak-pihak yang mengganggu kemerdekaan Indonesia, pemuda Semarang serentak mati-matian melawan.


Ratings and reviews

5.0
1 review

About the author

Drs. Moehkardi adalah pensiunan Dosen Sejarah di Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI) Magelang (1969−1986). Ia dilahirkan di Kendal 11 April 1930. Ia memperoleh gelar S-1 di Universitas Kristen Satyawacana Salatiga pada 1968. Pengalaman menulis diperolehnya di majalah Intisari dan harian Kompas serta media massa lainnya sejak 1970. Dalam Lomba Mengarang “Sejarah Perjuangan” pada 1975, karangannya yang berjudul Pertempuran Lima Hari di Semarang, Oktober 1945, memenangkan Juara Pertama Tingkat Nasional dan memperoleh piala serta piagam penghargaan dari Presiden Soeharto.

Karya tulisnya yang berupa buku adalah:

Sejarah AKABRI (1971);

Akademi Militer Yogya dalam Perjuangan Pisik 1945-1949 (1977);

Pendidikan Perwira TNI-AD di Masa Revolusi (1979);

Pendidikan Pembentukan Perwira TNI-AD 1950–1956 (1981);

Mohamad Said Reksohadiprodjo Hasil Karya dan Pengabdiannya (1982);

 Magelang Berjuang (1983);

Pelajar Pejuang TGP 1945–1950 (1983);

Sekolah Kadet Surabaya di Mojoagung (1988);

R,Mohamad dalam Revolusi 1945 Surabaya Sebuah Biografi (1993);

Mengulang Jejak Sepanjang Tiga Jaman, Sebuah Otobiografi (tidak terbit);

 Ex Tentara Genie Pelajar Pasca Perang Kemerdekaan (tidak terbit);

Bunga Rampai Sejarah Indonesia dari Borobudur hingga Revolusi 1945 (2008);

Sendratari Ranayana Prambanan, Segi Seni dan Sejarahnya (2010);

Revolusi Nasional 1945 di Semarang (2012);

 Revolusi Nasional 1945 di Surabaya (belum terbit).

  Saat penulis menerima Piala Juara I Tingkat Nasional Lomba Mengarang Sejarah Perjuangan, November 1975, dari Presiden Soeharto


Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.