Di Hebron, Palestina lain lagi. Ia mengutarakan berbagai peristiwa di seputar tugas-tugasnya di misi perdamaian, dengan ringan dan jenaka. Namun gelak-gelak tawa ini justru membuat kita kembali merenungkan setiap langkah kecil yang kita ambil, atas nama perdamaian.
Lahir dan besar di Jakarta, sekolah di Paris, menikah (dan bercerai) dengan orang Swedia, pindah ke Kosovo, bekerja di Palestina, kini kembali ke Jakarta demi Ibu yang terpapar demensia.
Telah menerbitkan buku, Ibu: Tawa dan Tumpuanku (2017, 2018, ebook 2020), Kumpulan Memoar: Demensia di Rumah Kami (editor, 2018), Jakatronya Gue (ebook 2020), dan Menuju Tol Langit: Anak Guru Menimba Ilmu (ebook 2020). Yang sedang Anda baca ini merupakan bukunya yang kelima.