Buku ini menyajikan contoh-contoh hasil analisis yang dilakukan penulis dalam kajian terkait hujan esktrem di wilayah tropis, terutama di Indonesia. Kajian yang dilakukan menekankan analisis statistik berdasarkan observasi stasiun meteorologis dan satelit cuaca, terutama berbasis satelit Tropical Rainfall Measurement Mission (TRMM) dan CloudSat. Faktor kestabilan atmosfer dan lingkungan pembentukan hujan ekstrem juga dibahas dalam buku ini, terutama dengan menggunakan data regional dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) reanalysis interim (ERA-Interim).
Beberapa hal menarik yang ditampilkan dalam buku ini adalah bahwa distribusi kejadian hujan ekstrem tidak selalu berbanding lurus dengan curah hujan tahunan. Daerah-daerah dengan pembentukan sistem konvektif yang intensif, terutama daerah pesisir, memiliki probabilitas pembentukan hujan ekstrem lebih tinggi. Dalam buku ini juga ditunjukkan bahwa pembentukan hujan ekstrem daerah-daerah dengan kelembapan tinggi, seperti Indonesia, terjadi secara lebih efisien dari segi energi. Hal ini terutama dikaitkan dengan kondisi atmosfer yang lebih stabil dengan ketinggian puncak awan konvektif lebih rendah dibandingkan estimasi banyak peneliti yang disebut dengan warm-type heavyrainfall.
Dr. Sc. Andung Bayu Sekaranom, M.Sc. lahir di Yogyakarta, 25 Maret 1989. Beliau menempuh studi Sarjana dan Master di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada pada tahun 2007 hingga tahun 2014 dalam bidang Geografi dan Ilmu Lingkungan. Pada tahun 2015–2018, beliau menempuh jenjang doktor di Jepang pada Hydrospheric-Atmospheric Research Center (sekarang bernama Institute for Space-Earth Environmental Research), Graduate School of Environmental Studies, Nagoya University. Pada saat ini, beliau aktif menulis pada jurnal-jurnal internasional serta konferensi internasional terkait dengan studi hujan ekstrem, perubahan iklim, dan adaptasi masyarakat.