Saat hafalan yang tertaih-tatih di Juz 29, surat Ghafir yang menggetarkan untuk ditelaah, lalu Al-Fath yang mengobrak-abrik perasaan bergemuruh di dalam jiwa!
Bagaimana rasanya berjuang menghafal Quran saat masih sibuk di lab kimia?
Menekuri pagi hingga malam dengan aktivitas lab yang memburu, eksperimen yang berantakan, hingga memperbaiki instrumen-instrumen yang membuat pusing tujuh keliling. Ternyata, semua tantangan dunia terasa manis ketika hari ditutup dengan hafalan Quran yang mengalir penuh berkah.
Bagaimana rasanya mempertahankan hafalan Quran di tanah Skotlandia, Britania Raya?
Saat teman-teman lab adalah para lelaki tampan dan menawan. Ada si Jail sang teman diskusi, si Ganteng yang tatapannya bisa meluberkan hafalan Quran berlembar-lembar, si Jenius yang keceradasannya membuatku terpana. Hingga tentu saja berdentuman dengan gaya hidup yang serba bebas. Bar yang menjadi tempat nongkrong, alunan musik bertalu-talu yang mengganggu hafalan, dan pergaulan antar lawan jenis yang tak ada sekat-sekatnya.
Ikuti keseruan memoar seorang penghafal Quran sekaligus kandidat Doktor bidang Kimia di University of Aberdeen, dalam buku ini.
Kamu akan menemukan cerita seru tentang perjuangannya yang mengharu biru menghafal Quran di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa S1-S2 Kimia, bertarung meraih mimpinya ke Britania Raya, hingga menjaga hafalan Quran-nya di antara gangguan dunia yang mendera saat studi S3 di Skotlandia.
Zeni Rahmawati menulisnya dalam cerita yang lugas, mengalir, dan tentu saja menggetarkan.
Ayo baca dan nikmat keseruannya!