Cedera Pleksus Brakialis: Anatomi, Pencitraan, dan Penggunaan Klinis Hasil Pencitraan

·
· Universitas Brawijaya Press
3.8
4 reviews
Ebook
202
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Harus kita sadari bahwa aktivitas manusia terus meningkat. Hal itu dapat kita lihat misalnya dengan semakin padatnya kendaraan di jalan raya atau semakin ramainya animo masyarakat untuk melakukan berbagai jenis olahraga, mulai dari sepakbola, futsal, bola basket, balap motor, dan masih banyak lagi. Ini artinya, kasus untuk terjadinya cedera, khususnya cedera yang terkait dengan jaringan saraf yang mengirimkan sinyal dari tulang belakang ke bahu, lengan dan tangan akan semakin meningkat. Dalam dunia kedokteran, cedera jenis ini dikenal dengan cedera pleksus brakialis. Oleh karena itu, diperlukan buku panduan yang benar dalam menangani pasien yang datang dengan cedera pleksus brakialias. Para tenaga klinis kesehatan dan radiologis mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengevaluasi cedera pleksus brakialis, khususnya dalam hal manajemen pasien dan waktu yang tepat untuk melakukan investigasi indikasi pembedahan. Pengenalan menyebabkan terlambatnya manajemen, baik secara konservatif maupun operasi. Oleh karena itu, adanya pengenalan awal, investigasi dan intervensi awal penting untuk dapat memaksimalkan pemulihan ekstremitas atas.

Di antara rangkaian manajemen pasien dengan cedera pleksus brakialis adalah pemeriksaan penunjang menggunakan modalitas radiologi. Hasil dari pencitraan radiologi ini akan memberikan informasi tentang morfologi lesi, lokasi anatomis, dan hubungan lesi dengan jaringan lunak di sekitarnya. Pada saat ini, untuk melakukan evaluasi tersebut telah digunakan beberapa modalitas radiologi mulai dari elektrodiagnostik, konvensional, CT mielografi, MRI, dan teknik terbaru yang menggunakan MR neurografi. Bagaimana spesifikasi masing masing modalitas tersebut? Apakah kelebihan sekaligus kekurangannya? Semuanya dapat kita peroleh di buku ini. Jadikan buku ini sebagai salah satu referensi terbaik Anda.

Ratings and reviews

3.8
4 reviews

About the author

Prof. Dr. dr. Yuyun Yueniwati, M.Kes., Sp.Rad.(K.) merupakan putri pertama dari Bapak Wadjib (alm.) dan Ibu R.A. Siti Suparsiyah (almh.). Beliau merupakan istri dari dr. Eko Arisetijono, Sp.S.(K.) dan ibu dari tiga orang anak yaitu dr. Anggadha Yuniarko Saputra, dr. Bisma Dewanto Ari Prabowo, dan Cantika Shinta Aristiani.

Pendidikan dasar diselesaikan di SDN Ngaglik I Batu, Malang lalu menempuh pendidikan menengah pertama di SMPN I Batu, Malang. Setelah itu, masuk pendidikan menengah atas di SMA PPSP IKIP Malang dan lulus pada program 4 semester. Pendidikan sarjana diselesaikan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya kemudian Pendidikan S2 di Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya dan lulus sebagai Magister (M.Kes.) dalam bidang ilmu FAAL pada tahun 2000 serta berhasil menjadi lulusan terbaik IKD Pascasarjana Universitas Airlangga. Tidak berhenti di situ, ia pun melanjutkan studinya dengan mengambil spesialisasi Radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, dan lulus pada tahun 2007 serta berhasil meraih prestasi sebagai juara III Ujian Nasional BPNRI dan juara 1 Radiology Award. Pendidikan tertingginya ia tempuh dengan mengambil Program Doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dan lulus sebagai Doktor pada tahun 2012 dengan predikat cumlaude dan sebagai wisudawan terbaik UNAIR periode Juli 2012. Pada tahun 2013, ia mendapatkan gelar konsultan Neuroradiologi dari Kolegium Radiologi Indonesia (KRI). Selain menempuh pendidikan formal di atas, ia juga menempuh beberapa pendidikan nonformal baik di dalam maupun di luar negeri. Tahun 2017 merupakan tahun yang tidak pernah terlupakan dalam perjalanan karir Prof. Yuyun karena beliau telah mendapatkan gelar guru besar dalam bidang Radiologi, gelar tertinggi dalam dunia pendidikan yang diimpikan dan dicita-citakan oleh semua insan dunia pendidikan.

Prof. Yuyun adalah staf pengajar dan guru besar aktif di departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Saat ini, beliau menjadi ketua program studi Subspesialisasi Neuroradiologi, kepala – leher Indonesia. Sejak tahun 2018 menjadi wakil ketua Kolegium Radiologi Indonesia.

Habiba Aurora lahir di Malang pada tanggal 28 Juni 1984, dari pasangan Bapak Ir. Hasan, M.T. dan Ibu Dr. Ir. Muharlien, M.P. Habiba merupakan istri dari dr. Hanif, Sp.An., M.Biomed. yang dikarunia dua orang putri yaitu Syakira Adiba dan Syafiqa Azkia.

Pendidikan formal penulis adalah sekolah dasar di MIN I Malang lulus pada 1996, SMPN 3 Malang lulus pada 1999, SMAN 3 Malang lulus pada 2002. Beliau melanjutkan pendidikan di Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya pada tahun 2002 hingga 2008, kemudian melanjutkan ke Program Magister Ilmu Biomedik Fakutas Kedokteran Universitas Brawijaya – Faculty of Science Kumamoto University pada tahun 2009-2012. Pada tahun 2015, menjalani pendidikan di Program Studi Dokter Spesialis Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan lulus pada tahun 2019. Sejak tahun 2008 penulis bekerja sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan saat ini merupakan staf di Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.