akan berbeda bagi setiap orang. Bukan karena jumlah
kebahagiaan yang ada tidak dapat dihitung, namun karena
konsep kebahagiaan itu sendiri berubah-ubah mengikuti masa
dan kondisi yang ada. Benarkah ada tempat
di mana semua orang di dunia ini dapat merasakan
kebahagiaan yang sama?
Jawaban tersebut telah diperlihatkan oleh Thomas More
sekitar 500 tahun yang lalu. More berpendapat bahwa sebuah
masyarakat yang ideal dapat terwujud jika kita bisa saling
tenggang rasa, tanpa keserakahan.
Tentu saja peranan seorang pemimpin, hukum dan institusi,
kebudayaan, fasilitas umum dan lain sebagainya, harus
membantu naluri mendasar manusia untuk
kebahagiaan semua orang.