“Pada mulanya, kata ada demi dirinya sendiri. Lalu kita menerakan makna atasnya. Wawan Kurn menyebutnya, teguran untuk diri sendiri. Apapun itu, lewat kumpulan puisi ini, Wawan mengajak kita menyigi jejak cinta dengan sederhana dan bersahaja. Senang bisa membaca kumpulan sajak ini.” - Khrisna Pabichara, penyuka prosa dan puisi.
“Puisi ini ‘mengguruiku’. Bahwa puisi tak perlu dipersulit agar indah. Bahwa puisi tak butuh kamus khusus agar berdiksi syahdu. Semua akan indah pada maknanya.” - Gegge Mappangewa, Penulis novel Best Seller Lontara Rindu.
“Saya selalu menyukai puisi. Bagaimana permainan kata-kata diciptakan untuk mendefinisikan sebuah makna. Saya menyukai ‘Persinggahan Perangai Sepi’. Ada cinta yang bicara, kenangan, harapan, dan renungan terhadap puisi itu sendiri. Mari nikmati, mari ikut singgah dan meresapi sepi.” - Robin Wijaya, Penulis novel Before Us, Menunggu, Roma, dan kontributor beberapa antologi.
“Wawan Kurn! Sebelum saya membaca naskah puisimu ini, saya menyiapkan secangkir kopi. Namun, tak sekalipun saya menyuruput kopi itu hingga selesai kubaca puisi-puisimu ini. Puisimu begitu membuat saya gelisah. Begitulah, ‘menggelisahkan’ adalah kesuksesan awal sebuah puisi.” - Dul Abdul Rahman, sastrawan dan pekerja budaya.
Penerbit Garudhawaca
Wawan Kurn, lahir di Pinrang 4 Maret 1992. Saat ini penulis, masih berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar. Karya-karyanya pernah dimuat di Koran Tempo Makassar, Harian Fajar Makassar, Tribun Timur Makassar, Republika, okezone.com, Koran Sindo, Kompas (Kompas Kampus).
Memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei, penulis mendapatkan penghargaan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penulis artikel pendidikan terbaik pertama pada tahun 2012. Karya-karya lainnya juga pernah termuat dalam beberapa antologi kumpulan tulisan, Secret of Writing (2011), Fiksi Surat Cinta (2012), Senja di pekuburan Rindu (2011), Psikolog(is) Makassar (2013), kumpulan cerpen, Fugue (2013) dan kumpulan puisi, Sajak Pohon Bakau (2011), Wasiat Cinta (Mimbar Penyair Makassar, 2013), Darah di Bumi Syuhada’ (2013), Puisi Menolak Korupsi Jilid 2 (2013).