WANITA PANGGILAN JUTAAN DOLLAR

"Kau akan menepati, bukan?"

Zedden baru saja hendak meluncurkan kalimatnya, saat Sandaya mengajukan pertanyaan perihal perjanjian mereka. Wanita itu bersikap terang-terangan.

Zedden merasa perlu segera memberi tanggapan. Ia pun mengangguk mantap, walau hanya sekali dilakukan.

"Kalau kau tetap menginginkanku, kita bisa penuhi kesepakatan kita dulu," ujar Zedden dengan segenap keyakinan juga.

"Aku selalu menginginkanmu. Dalam mimpi liarku, lebih seringnya."

Zedden bergegas mendekati Sandaya. Ucapan wanita itu yang baru didengar, sangat mampu memancing dirinya.

Ingin direngkuh Sandaya. Namun, ia segera disadarkan logika, jika tak boleh bertindak terlalu agresif.

Zedden memutuskan berbisik saja. Ia pun mengembuskan napas halusnya di daun telinga Sandaya, sebelum loloskan kalimatnya dalam nada godaan maut.

"Malam ini, tidak akan sekadar mimpi. Kau akan merasakanku secara nyata di tubuhmu. Kau akan aku puaskan."

"Lakukanlah, Zerron."

"Sudah hampir sepuluh tahun, aku mendamba kau sentuh. Aku sangat ingin bercinta denganmu." Sandaya mengimbuhkan. Suara kian mantap.

"Aku ingin tahu rasanya tidur bersama pria berusia 40 tahun sepertimu. Kau pasti tahu cara memuaskanku, Zerron."

...................

Sandaya Miller tak akan pernah bisa lupakan janji dibuat oleh Zedden Taylor, saat dirinya masih remaja. Ditagihnya sesuai akan waktu yang diminta oleh pria itu.

Tak hanya kenikmatan seksual semalam didapatkan Sandaya dari percintaan perdana dengan Zedden. Melainkan, berkali-kali mereka terlibat kegiatan panas di ranjang.

Zedden Taylor yang kaya raya dan pebisnis sukses, merasa bahwa hubungan tanpa status dengan Sandaya bukanlah yang diinginkan.

Zedden mendambakan membina rumah tangga bahagia. Sandaya harus menjadi istri dan ibu dari pewaris-pewaris kecilnya kelak. Maka dari itu, Zedden bertekad mengikat Sandaya.

Awalnya dengan pengalaman seks hebat. Lalu, uang jutaan dollar. Yang terakhir, komitmen jangka panjang dalam ikatan suci pernikahan.