Banyak tulisan tentang Poso. Namun, narasi tulisan-tulisan itu hampir selalu “milik laki-laki”. Sedikit sekali ruang artikulasi bagi perempuan dan anak-anak. Sistem telah menyingkirkan mereka dari ruang bicara.
Padahal, membicarakan kekerasan atas perempuan dan anak-anak adalah upaya mengangkat narasi kesenyapan mereka.
Dalam buku terbitan Galangpress ini mengalirkan semangat betapa ingatan-ingatan perempuan dan anak-anak mampu menggambarkan konstruksi identitas sebuah komunitas sosial pasca konflik Poso. Dalam hal inilah mereka menjadi ruang bagi rekonsiliasi ingatan.