dari zaman ke zaman, seperti
layaknya pengetahuan yang
terus menerus bermutasi mengikuti
temuan-temuan baru, perkembangan
politik dan sosial budaya. Pemahaman
kita tentang seks tidak bisa begitu saja
dilepaskan dari konteks sosial budaya,
bahkan politik dan relasi kekuasaan,
yang berlaku di zamannya.
Seks bukan melulu perkara biologis! Ia silang-sengkarut dengan berbagai
kepentingan baik politik, teknologi, dunia medis, psikiatri, ideologi
kebangsaan, migrasi, kesehatan publik hingga biopolitik.
Buku ini akan menelanjangi semua unsur sosial budaya dan politik
dengan santai, lincah dan segar, namun tetap merujuk pada kerangka
dan perdebatan teoretis dari kaca mata ilmu sosial dan humaniora
kontemporer, terutama yang berasal dari kajian kebudayaan (cultural
studies), teori feminis (feminist theory) dan lain-lain.
Meskipun seks masih sering kita anggap jorok, bukan berarti kita tidak
bisa bicara tentangnya dengan rileks. Sebagai orang dewasa, tentu saja
kita tak mau terus-terusan dikibuli atau ditakut-takuti oleh perkara yang
bernama SEKS!