Teknologi Fermentasi pada Industri Peternakan

· UGM PRESS
၄.၇
သုံးသပ်ချက် ၉
E-စာအုပ်
144
မျက်နှာ
အဆင့်သတ်မှတ်ချက်နှင့် သုံးသပ်ချက်များကို အတည်ပြုမထားပါ  ပိုမိုလေ့လာရန်

ဤ E-စာအုပ်အကြောင်း

Di sisi lain karena standar hidup dan jumlah populasi penduduk meningkat, kebutuhan produk peternakan, serta kebutuhan bahan biji-bijian untuk kebutuhan pangan meningkat pula. Oleh karenanya bila ternak ingin mendapatkan pakan unggul, diperlukan rekayasa teknologi agar dapat menurunkan kendala-kendala di atas, serta pakan unggul dapat tersedia secara kontinyu diperlukan jasa mikrobia, melalui REKAYASA TEKNOLOGI FERMENTASI baik langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan kualitas pakan yang sekaligus merupakan faktor penting dalam pengembangan INDUSTRI PETERNAKAN.

Pakan hijauan yang kaya akan serat, selulosa, hemiselulosa sebagai sumber enerji ternak sangat melimpah. Tetapi pemanfaatan pakan serat tersebut belum optimal karena nilai cernanya relatif rendah. Sedangkan peningkatan nilai cerna pakan serat dapat dilakukan secara kimiawi, biologi atau gabungan kimiawi dan biologi. Oleh karenanya REKAYASA TEKNOLOGI FERMENTASI dalam industri peternakan, selain untuk peningkatan dan pengawetan pakan, juga telah banyak dilakukan, dalam pemanfaatannya oleh ternak secara langsung, contoh, pemanfaatan Probiotik atau mikrobia hidup sebagai pakan tambahan (feed aditive). Peranan probiotik ini menjadi pentingkarena kelemahan ternak melalui alat pencernaannya mempunyai keterbatasan, selain proses biologinya kurang efisien, juga karena terdapat ketidakmampuan sel ternak menghasilkan enzim terutama enzim hidrolase, baik untuk hidrolisis karbohidrat, pitat, khitin, maupun protein. Khusus probiotik dalam bentuk bakteri asam laktat (BAL) diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan pemanfaatan antibiotik sintetik, hal ini karena BAL mampu memproduksi bakteriosin.

Pemanfaatan mikrobia dan enzim dalam bidang lingkungan, sebagai akibat terjadinya perubahan sistem pertanian tradisional, ekploratif, irrasional, serta kebutuhan manusia menyesuaikan kondisi lingkungan menjadi sistem pertanian modern, terbudidaya, rasional, serta manusia mengubah lingkungan  disesuaikan  kebutuhannya. Masalah baru karena perubahan tersebut meliputi menurunnya keragaman hayati (biodeversity), tercemarnya lingkungan baik udara, air dan tanah, serta terjadi marginalisasi lahan.

Salah satu untuk mengatasi keterbatasan kualitas pakan, keterbatasan sifat alat pencernakan, dan mengurangi polusi akibat adanya peternakan intensif adalah pemanfaatan biokatalis mikrobia maupun enzim melalui rekayasa PERAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN PERANNYA DI BIDANG INDUSTRI  PETERNAKAN. Dengan demikian melalui fermentasi diharapkan dapat mengurangi kendala di bidang peternakan, sekaligus mampu meningkatkan produktifitas ternak.

Fermentasi berasal bahasa latin fervere berarti to boil (diaktifkan) atau diekstraksikan (Stanbury and Whitaker., 1987). Contoh pengertian fermentasi adalah: proses ekstraksi buah-buahan atau proses pengawetan biji-bijian dengan jasa sel ragidan proses biologi menghasilkan gas CO2 , ditandai keluarnya atau terbentuknya buih akibat proses katabolisme senyawa gula sederhana atau monosakarida secara anaerobic. Lebih dari itu pengertian fermentasi dapat juga dilihat melalui Pendekatan biokimiawi maupun Pendekatan secara industri

REKAYASA TEKNOLOGI FERMENTASI berdasarkan macam produk yang dihasilkan, kepentingan secara komersial, dan nilai strategis ekonomi, dapat diklasifikasikan menjadi empat macam proses, yaitu: 1)  TEKNOLOGI FERMENTASI menghasilkan sel mikrobia sebagai produk (produksi biomasa sel); 2) TEKNOLOGI FERMENTASI memproduksi enzim; 3) TEKNOLOGI FERMENTASI memproduksi senyawa metabolit; dan 4)  TEKNOLOGI FERMENTASI memodifikasi suatu senyawa.

Memperhatikan dari makna lain, berdasarkan pentahapan INDUSTRI PETERNAKAN maka keterlibatan atau peranan biokatalis baik mikrobia atau enzim melalui rekayasa TEKNOLOGI FERMENTASI dapat dibagi menjadi beberapa tahap: 1) peranan mikrobia dalam penyediaan pakan bermutu, 2) peranan mikrobia hidup sebagai probiotik dalam sel ternak; dan 3) peranan mikrobia dalam proses pasca panen serta peranan mikrobia membantu mengurangi terjadinya polusi serta menurunkan sifat toksisitas polutan.

[UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]

အဆင့်သတ်မှတ်ခြင်း၊ သုံးသပ်ခြင်း

၄.၇
သုံးသပ်ချက် ၉

စာရေးသူအကြောင်း

Zaenal Bachruddin adalah nama penulis yang dilahirkan di Majenang, Cilacap pada 28 April 1952 dan dibesarkan oleh orangtua di dalam iklim pedesaan, petani, pedagang, dan komunitas keluarga muslim. Sampai saat ini, ia telah dikaruniai 4 anak dan 7 cucu. Riwayat pendidikan diawali sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan UGM untuk program sarjana dengan dua belas semester dan meraih gelar Ir. pada tahun 1977. Program master diraih di Animal Science, Departemen Animal Nutrition UPLB Philippine dari tahun 1982 sampai 1985, sedangkan materi untuk penyelesaian progam master dengan melakukan kajian tentang isolasi, identifikasi mikrobia rumen. Kajian tersebut merupakan ilmu baru bagi penulis dalam bidang mikrobiologi. Dengan sedikit bekal ilmu mikrobiologi, terutama mikrobia rumen, program doktor ditempuh di Universitas of Wales, College of Swansea dengan spesialisasi bidang teknologi fermentasi. Gelar doktor diraih pada tahun 1990. Riwayat jabatan yang telah dijalani adalah menjabat Dekan Fakultas Peternakan UGM sejak 2002–2004, kemudian jabatan Wakil Rektor UGM ditempuh dari tahun 2004–2005. Sejak tahun tersebut sampai tahun 2012, penulis diberi amanah sebagai pejabat eselon I di Kementerian Pertanian RI. Sementara itu, penelitian yang saat ini sedang dilakukan dan mempunyai keterkaitan dengan judul buku ini adalah 1) “Pengembangan Peternakan Hijau (Green Livestock Development) melalui Pemanfaatan Natural Produk sebagai Alternatif Pakan Tambahan Antibiotik”; 2) “Pengaruh Penambahan Bakteri Asam Laktat sebagai Starter pada Total Campuran Hijauan (TCH) Silase, Probiotik, dan Natural Produk dalam Agrobisnis Ternak Domba Lokal” (2013 dan sedang berjalan); 3) “Membangun Peternakan Hijau (Green Livestock Development) Bebas Senyawa Polutan: Fermentasi Silase Campuran Hijauan pada Skala Lab” (2012); “Aplikasi Silase Total Campuran Hijauan (Total Mixture Forage Silage) pada Kinerja Ternak Domba di Level Petani” (2013 dan sedang berjalan).

Adapun pengalaman penulisan artikel ilmiah di antaranya adalah sebagai berikut. 
1. A. Wahyudi, M.N. Cahyanto, M. Soejono, and Z. Bachruddin. 2010. “Effect of Administration of Lignocellulose-Degrading Fungi Isolated from Herbivore’s Gastrointestinal Tract for Fiber Degradation. Animal Production”. In Scientific Journal of Farm Animals and Feed Resources in the Tropic. Volume 12. No. 1, January 2010. 
2. A. Wahyudi, M.N. Cahyanto, M. Soejono, and Z. Bachruddin. 2010. “Potency of Lignocellulose Degrading Bacteria Isolated from Buffalo and Horse Gastrointestinal Tract and Elephant Dug from Feed Fiber Degradation”. In Journal of the Indonesia Tropical Animal Agriculture (Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis) Vol. 35, Number 1, March 2010. 
3. Ali Mursyid Wahyu Mulyono, Muhammad Nur Cahyanto, Zuprizal, dan Zaenal Bachruddin. 2009. “Fermentasi Onggok Menggunakan Mutan Trichoderma untuk Produksi Sellulase”. Dalam Agritech, Vol. 29, No. 2, Juli 2009. 
4. Ali Mursyid Wahyu Mulyono, Muhammad Nur Cahyanto, Sardjono, Zuprizal, dan Zaenal Bachruddin. 2007. “Mutasi Trichoderma sp. untuk Meningkatkan Sekresi Selulase” dalam Media Kedokteran Hewan, Vol. 23. No. 2, Mei 2007. 
5. Cai, Y. dan Z. Bachruddin. 2002. “Microbiologically Feed Conservation: The Role of Acid Bacteria in The Silage Fermentation”. The Third of the International Seminar of Tropical Animal Production, The Faculty of Animal Science, Gadjah Mada University. 
6. Bachruddin, Z., S.D. Yenni, dan Astuti. 2002. “Improvement of Waste Tofu Industry by Lactic Acid Bacteria as Animal Feed”. The Fifth International Symposium on Environmental Biotechnology, Kyoto, Jepang. 
7. Bachruddin, Z., 2002. “Feed, Food, and Fuel: Antara Realitas dan Harapan”. Dipresentasikan pada Kuliah Perdana Karya Siswa Baru Program S-2 dan S-3 Tahun Akademik 2002/2003 Program Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada. 
8. Bachruddin, Z., S. Hastuti, F. Silvia, Nurwiyanti, S. Hidayati, dan L. Wahyudi. 2001. “Utilization of Activated Charcoal in Feeding Management of Indigenous Goat (Ettawa Crossbreed Goats)”. Conference on International Agriculture Research for Development University of Bonn.

ဤ E-စာအုပ်ကို အဆင့်သတ်မှတ်ပါ

သင့်အမြင်ကို ပြောပြပါ။

သတင်းအချက်အလက် ဖတ်နေသည်

စမတ်ဖုန်းများနှင့် တက်ဘလက်များ
Android နှင့် iPad/iPhone တို့အတွက် Google Play Books အက်ပ် ကို ထည့်သွင်းပါ။ ၎င်းသည် သင့်အကောင့်နှင့် အလိုအလျောက် စင့်ခ်လုပ်ပေးပြီး နေရာမရွေး အွန်လိုင်းတွင်ဖြစ်စေ သို့မဟုတ် အော့ဖ်လိုင်းတွင်ဖြစ်စေ ဖတ်ရှုခွင့်ရရှိစေပါသည်။
လက်တော့ပ်များနှင့် ကွန်ပျူတာများ
Google Play မှတစ်ဆင့် ဝယ်ယူထားသော အော်ဒီယိုစာအုပ်များအား သင့်ကွန်ပျူတာ၏ ဝဘ်ဘရောင်ဇာကို အသုံးပြု၍ နားဆင်နိုင်ပါသည်။
eReaders နှင့် အခြားကိရိယာများ
Kobo eReader များကဲ့သို့ e-ink စက်ပစ္စည်းပေါ်တွင် ဖတ်ရှုရန် ဖိုင်ကို ဒေါင်းလုဒ်လုပ်ပြီး သင့်စက်ထဲသို့ လွှဲပြောင်းပေးရမည်။ ထောက်ပံ့ထားသည့် eReader များသို့ ဖိုင်များကို လွှဲပြောင်းရန် ကူညီရေးဌာန အသေးစိတ် ညွှန်ကြားချက်များအတိုင်း လုပ်ဆောင်ပါ။