Bahtera rumah tangga ini berlayar seperti tanpa tujuan, meski mereka tetap bertahan demi buah hati yang mereka cintai, Kharisma. Kebingungan, kegelisahan dan perasaan sakit lainnya menyelimuti hati bocah kecil ini yang mengharapkan kedua orang tuanya untuk selalu ada untuknya. Kharisma menginginkan kehangatan dan cinta dari keduanya. Namun yang harus diterima dan dirasakan olehnya adalah orang tuanya yang saling membenci dan menyakiti satu sama lain. Ada apa dengan kalian? Jerit hati Kharisma.
Kharisma ingin melihat mamanya tersenyum kepada papanya sebagaimana mama memberikan senyumnya kepada Om Rangga. Dia juga ingin melihat papanya tersenyum kepada mamanya, sebagaimana ia memberikan senyumnya kepada Tante Mala. Demi Allah, mereka tengah bermain api. Mereka bakar jiwa dengan api nafsu, hingga nafsu mereka memanggang jiwa Kharisma yang suci tak berdosa. Mereka sibuk dengan perasaan masing-masing. Ego telah membelenggu hati mereka, dan menjeratkan belenggu itu di leher Kharisma.
Apa jadinya jika pasangan suami-istri itu terus-menerus mempertahankan rumah tangga di satu sisi, sedang di sisi lain masing-masing dari mereka saling menjalin kasih dengan pasangannya sendiri-sendiri?