Sangat banyak senyawa karbon yang bisa dan dapat ditemukan, baik yang berasal dari alam; yang sudah terisolasi, teridentifkasi, atau yang belum teridentifkasi; yang dapat disintesa, maupun yang kemungkinannya atau teoritisnya bisa disintesa atau dibuat. Mengapa senyawa organik bisa jauh lebih banyak di alam dibandingkan dengan senyawa anorganik? Hal ini disebabkan karena sifat yang khas dari atom karbon. Atom karbon memiliki kemampuan yang unik untuk membentuk ikatan baik dengan atom karbon yang lain maupun dengan atom-atom unsur lainnya dalam senyawa. Untuk memahami sifat dari atom karbon dan bagaimana atom karbon membentuk ikatan dalam persenyawaannya, perlu terlebih dahulu memahami struktur dari atom karbon, khususnya bagaimana distribusi atau konfgurasi dari elektron-elektronnya dalam atom C. Selain itu, perlu juga dipahami karakteristik dari beberapa unsur yang lazim ditemukan membentuk persenyawaan dengan atom karbon dalam senyawa-senyawa organik. Unsur-unsur tersebut adalah hidrogen (H) yang selalu ada bersama-sama dengan atom C, oksigen (O) yang hampir selalu ada, unsur nitrogen (N) yang eksis pada beberapa kelompok senyawa, dan beberapa unsur lainnya seperti fosfor (P), sulfur (S), dan halogen, khususnya klor (Cl), serta beberapa logam, seperti natrium (Na) dan kalium (K) umumnya sebagai pembentuk garam, logam-logam alkali tanah sepeti magnesium (Mg), dan kalsium (Ca), dan logam-logam berat yang berada dalam jumlah runuk, seperti besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), kobalt (Co), dan sebagainya.