Halima Tusa'diah
kehidupan pernikahan memang tak mudah, tidak berpenghasilan tidak membuat istri tampak rendah dimana suami seolah olah tanpa suami, istri tidak bisa apa apa. Ratih membuktikannya, dengan nafkah pas pasan dari Tarno yang padahal bisa memberi lebih. Saya Respect sama Ratih karena bisa membuktikan diri bisa hidup tanpa nakfkah dari suami. lebih kepada perkara nafkah ini lebih kepada rasa penghargaan terhadap istri. Tarno mungkin berpikir bisa mengikat Ratih dengan membuatnya bergantung dengannya. Tapi Tarno lupa cara menghormati dan menghargai seorang Istri. untunglah ada Puang yang selalu ada untuk Ratih. Jodoh yang tertunda, hanya tertunda... i just wanna say... Daebak...
1 person found this review helpful
Wulan Kusumaningrum
- Flag inappropriate
- Show review history
Its a such great experience I've been read. bagaimana seorang perempuan bersiasat secara positif, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih mapan dan mandiri, diatas kakinya sendiri. Mba Iin mampu memilih dan menjalin kata, merangkainya, juga menaruh di tempat yang syedap dipandang mata. Membuat kami pembaca terinspirasi untuk mampu merancang kembali hidup yang saat ini sedang dijalani, untuk hidup yang lebih baik lagi kedepannya. Terimakasih sudah menuliskan dan menyertakan adat istiadat suku asli Indonesia, menambah kaya wawasan saya. Bravo!!
aulia utivia
Membaca novel ini seperti tak ingin berhenti, setelah selesai pun ingin mengulang membaca lagi ceritanya, seakan tak ada kata bosan. Mbak Author buku ini, Emerald thahir mampu membuat alur cerita yang menarik. Yang paling kusukai yaitu mbak emerald Thahir sangat mahir membuat benang merah antara cerita yang satu dengan yang lain melalui Tokoh2 dalam cerita. Semisal dalam novel ini ada tokoh Dirman yang merupakan teman Bang Tarno, nanti akan di buat cerita lain lagi dg tokoh utamanya Dirman dan istrinya, Kenang ,yg juga merupakan teman Tokoh utama Ratih dalam novel ini. Good job mb... semoga nanti terlahir lagi karya-karya emas lagi...