Melalui buku ini penulis mengajak pembaca untuk menghadapi segala hal terkait takdir secara sederhana dan lapang dada. Kemudian, Anda akan dibimbing menuju ke tingkatan pribadi yang kuat—mewawas diri. Ingatlah bahwa antara dua relung kesengsaraan pasti ada takhta kebahagiaan yang bersemayam. Memento fati.
Sony Adams, penulis buku “30 Days Pursuit of Happiness”, secara personal memang empat tahun belakangan ini banyak berhubungan dengan meditasi dan praktik aplikasinya. Menurutnya, meditasi adalah momen paling pribadinya untuk memberi jeda terhadap semua ingar-bingar keramaian dunia luar yang semakin hari akan semakin tidak terkendali. Meditasi adalah sejenak hening, namun tetap sadar bahwa sejatinya dunia ini hanyalah sehimpun proses sederhana di mana kita bergantung pada kesadaran dan faktor-faktor mental kita yang beradu dengan panca indra kita ini.
Penulis mulai mendalami meditasi setelah perkenalannya dengan beberapa momentum yang mengajaknya melangkah ke dalam diri sendiri beberapa tahun yang lalu. Walau pada awalnya memang berat, kini ia sudah bisa merasakan manfaatnya secara langsung. Berdamai dengan diri sendiri adalah sebuah misinya yang ingin disampaikan kepada sebanyak-banyak orang di luar sana dan menulis buku-buku yang berhubungan dengan hal itu adalah sebuah langkah perwujudannya. Ke depan, ia akan terus berkarya menulis buku-buku pencerahan spiritual agar semua orang sadar apa sebenarnya misinya lahir ke bumi ini sembari tetap rajin melakukan meditasi di sela-sela kesibukannya menulis dan bekerja.
Selain menulis, ia juga berencana akan bekerja sama dengan sebuah aplikasi mindfulness dan meditasi sebagai meditator dan diharapkan dapat membantu khalayak ramai lebih praktikal lagi.