Kenzo Menyusuri jalanan Hanoi yang basah, menerobos hujan yang masih turun dengan deras. Gue melangkah tanpa peduli ke mana kaki membawa gue pergi. Lampu kuning jalanan membuat jejak-jejak rintik hujan tampak jelas. Entah karena gue yang delusional atau terlalu romantis menjijikkan, gue setengah berharap dia akan muncul di ujung jalan, bersandar pada tiang lampu, membawa payung, lalu tersenyum melihat gue.
Ririn Kenangan itu masih sejelas dan sebening film yang berformat blu-ray. Gue tertawa kecil ketika membuka pintu taksi, membayangkan wajah aneh Arik sore itu. Dalam perjalanan pulang, gue bermimpi tentang berdansa di awan, sementara kembang api meledak-ledak di sekitar gue dan Arik.
"Arik, can we be infinite? Most of all, is this the love we think we deserve?"
Bagi Kenzo, cinta ibarat secangkir kopi. Terkadang terasa pahit, tetapi tetap memiliki banyak lapis rasa. Bagi Ririn, kakak Kenzo, cinta hanya memiliki dua rasa: pahit dan manis. Meski Kenzo meyakinkan selalu ada ruang untuk dongeng cinta, Ririn berusaha melupakan cinta karena pahitlah yang mendominasi kisahnya.
Ketika cinta benar-benar ada di hadapan keduanya, mampukah mereka menerima dan memperjuangkannya?
***
Sebuah buku novel percintaan yang berceritakan kisah romantis, persembahan penerbit Gagasmedia
Poslušate lahko zvočne knjige, ki ste jih kupili v Googlu Play v brskalniku računalnika.
Bralniki e-knjig in druge naprave
Če želite brati v napravah, ki imajo zaslone z e-črnilom, kot so e-bralniki Kobo, morate prenesti datoteko in jo kopirati v napravo. Podrobna navodila za prenos datotek v podprte bralnike e-knjig najdete v centru za pomoč.