Sisi Lain Diponegoro

· Kepustakaan Populer Gramedia
4,7
6 ulasan
eBook
294
Halaman
Rating dan ulasan tidak diverifikasi  Pelajari Lebih Lanjut

Tentang eBook ini

PERANG JAWA (1825-30) adalah suatu “tsunami” dalam sejarah Indonesia modern yang menghancurkan tatanan lama Jawa dan melahirkan sebuah pemerintah kolonial baru, Hindia Belanda (1818-1942). Perang total ini juga menjadi pemicu lahirnya historiografi baru. Untuk pertama kali dalam sastra Jawa modern muncul sebuah otobiografi —Babad Diponegoro (1832)—yang ditulis Pangeran Diponegoro (1785-1855) dalam pengasingan di Manado. Isu legitimasi kekuasaan menjadi hal yang diperdebatkan dengan seru. Apakah sang Pangeran murni memperjuangkan kebenaran sebagai Ratu Adil atau sebenarnya dimakan kepongahan kekuasaaan alias pamrih? Bagi musuh bebuyutan Diponegoro di Bagelen, Raden Adipati Cokronegoro I, bupati perdana Purworejo pascaperang (men jabat 1831-1856), jawaban sudah jelas: Diponegoro seorang yang hebat tapi memiliki kelemahan fatal: ambisi dan keangkuhan. Dalam naskah yang ditulis Cokronegoro dengan bantuan mantan panglima Diponegoro di Bagelen, Basah Pengalasan, Babad Kedung Kebo (1843), Cokronegoro se perti menjawab otobiografi sang Pangeran. Versi sejarah Perang Jawa ini mem be nar kan pilihan Cokronegoro untuk memihak kepada Belanda. Kekua saan kolonial baru yang bercokol telah menjadi masa depan bangsa dan belum saatnya untuk meng usir kaum penjajah. Maka mengharapkan muncul seorang Juru Selamat alias Ratu Adil amat terlalu dini. Buku ini, yang didasarkan pada dua tulisan kunci pakar Perang Jawa, Peter Carey, pada pertengahan 1970-an, tentang Babad Kedung Kebo dan historiografi Jawa, merupakan pengantar inspiratif untuk sejarawan. Buku ini mengajak kita untuk mengerti bahwa sejarah Jawa pada awal abad ke-19 sangat beraneka ragam dan historiografi lokal sangat kaya. Tulisan Cokronegoro juga memperingatkan kita bahwa tidak ada satu versi sejarah yang benar. Babad Kedung Kebo menjadi salah satu bahan yang mengukir dunia Jawa.

Rating dan ulasan

4,7
6 ulasan
Karguna Purnama Harya
4 Juli 2019
Buku ini memberikan pemahaman bahwa di dalam penelitian sejarah Nusantara, kita tidak bisa menghindar dan terlepas dari karya sastra yang lahir pada zaman yang tengah kita teliti itu. Kemudian saya menduga bahwa justru karya sastra yang ditulis tersebut merupakan alat kalibrasi sejarah.
5 orang merasa ulasan ini berguna
Apakah konten ini berguna bagi Anda?
Mas Munandar
18 Mei 2023
Terapkan
Apakah konten ini berguna bagi Anda?

Beri rating eBook ini

Sampaikan pendapat Anda.

Informasi bacaan

Smartphone dan tablet
Instal aplikasi Google Play Buku untuk Android dan iPad/iPhone. Aplikasi akan disinkronkan secara otomatis dengan akun Anda dan dapat diakses secara online maupun offline di mana saja.
Laptop dan komputer
Anda dapat mendengarkan buku audio yang dibeli di Google Play menggunakan browser web komputer.
eReader dan perangkat lainnya
Untuk membaca di perangkat e-ink seperti Kobo eReaders, Anda perlu mendownload file dan mentransfernya ke perangkat Anda. Ikuti petunjuk Pusat bantuan yang mendetail untuk mentransfer file ke eReaders yang didukung.