-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Kisah ini berawal ketika aku sering ditugaskan kantorku keluar kota untuk mengikuti training, melakukan negosiasi dan maintenance pelanggan yang umumnya adalah perusahaan asing. Oh iya, Perkenalkan nama saya John, 30 Tahun, berkeluarga dan tinggal di wilayah jakarta timur. Bekasi kali yah lebih tepatnya. Sebetulnya sejauh ini tidak ada yang kurang dengan keluarga dan profesiku sebagai orang marketing. Sebagai tenaga penjual dengan berbagai training yang pernah kuikuti, aku tidak pernah kekurangan teman pria ataupun wanita.
Di mata istriku aku adalah seorang suami yang baik, penuh perhatian dan selalu pulang cepat ke rumah. Namun di balik itu, sebuah kebiasaan, yang entah ini sudah kebablasan, aku masih suka iseng. iseng dalam arti awalnya cuma ingin memastikan bahwa ilmu marketing ternyata bisa diterapkan dalam mencari aPapaun termasuk teman cewek, hehehe.. Marketing menurutku bersaudara dengan rayu merayu customer, yah si cewek tadi juga bisa tergolong customer. Anyway, Anne adalah orang kesekian yang masuk perangkap ilmu marketing versi 02(versi 01 adalah customer beneran).
Anne gadis berkulit putih berumur 23 tahun, lulusan univ ternama, tinggi 167, berat 50, (buset, kapan gue ngukurnya ya). Ukuran bra gak hapal, karena sebetulnya aku lebih terkonsentrasi dengan yang di balik bra itu. Mojang Bandung ini kukenal dalam sebuah training di Puncak, Bogor. Dia dari sebuah perusahaan Periklanan di seputaran Sudirman Jakarta dan aku dari perusahaan konsultan Manajemen di sekitar Casablanca, juga di Jakarta. āHai Anne, tadi kulihat kamu ngantuk ya?ā kataku ketika rehat kopi sore itu di sebuah training yang kuikuti. āiya nih, gue ngejar deadline 2 hari dan boss langsung nyuruh ke training iniā katanya. āKemari dengan siapa?ā kataku menyelidik āSendiri.., kenapa, elo diantar ama bini ya?ā Buset dah ketahuan nih gue udah punya bini. āAh, enggak, gue sama Andre.. tuh..ā kataku sambil menunjuk
Andre yang sedang asyik ngobrol dengan peserta lain. āLo sendiri kok gak ngantuk sih?ā āGimana bisa ngantuk sebelah gue ada cewe cakep, hehehe..ā āAh, masa? Siapa?ā Ye, pura-pura dia, pikirku. āitu tuh, yang tadi ngantuk..ā āAh, sialan lo..ā sambil tangannya mencubit lenganku. Usai sesi yang melelahkan sore itu, kami kembali ke kamar masing masing.
Aku antar dia sampai pintu kamarnya dan janjian ngobrol lagi sambil makan malam. āHmm..elo kok nggak bawa jaket An?ā kataku ketika dia kulihat agak meringkuk kedinginan di meja makan. āiya nih, buru buru.. kelupaanā āAku masih punya satu di kamar, biar aku ambilkanā āOh, gak usah John.. toh cuma sebentar..ā Tapi aku keburu pergi dan mengambilkan baju hangatku untuknya. āThanks, John.. elo emang temen yang baikā katanya sambil mengenakan sweater. Aku membayangkan seandainya aku jadi sweater, heheheh.. Usai makan nampaknya dia buru buru ingin masuk ke kamar.
Anne tidak menolak ketika aku menawarkan mengantarkannya. Di depan pintu kamar dia malah menawarkan aku masuk, pengen ngobrol katanya. Alamak, pucuk dicinta ulam tiba. Aku pura pura lihat jam. Masih jam besar 20.15. āLain kali aja deh, gak enak kan ntar apa kata teman temanā kataku agak nervous tapi dalam hati aku berdoa, mudah mudahan dia tidak basa basi. āCuek aja John, kita kan ada tugas bikin outline..ā Memang kebetulan aku dan Anne satu group dengan 3 orang lainnya, tetapi tugas itu sebetulnya bisa dikerjakan besok siang. Akhirnya aku masuk, duduk di kursi.
Anne menyetel TV lalu naik ke ranjang dan dengan santai duduk bersila. āGimana An, kamu udah punya gambaran tentang tugas besok?ā kataku basa basi. āBelum tuh, males ah ngomongin tugas, mending ngobrol yang lain sajaā Horee.. aku bersorak, pasti dia mau curhat nih. Bener juga. āJohn, gue jadi inget cowok gue yang perhatian kayak elo..sama bini elo juga begitu ya?ā āYah, Anne.. biasa sajalah, sama siapa siapa juga orang marketing harus baik dong, apa lagi sama cewe kayak elo.. hehehe..ā āTapi gue akhirnya mengerti kalau cowo perhatian itu gak hanya punya satu cewe, tul gak sih?ā āTergantung dong An, buktinya gue punya bini satu, hahaha..ā āTapi kayaknya elo juga punya cewe lain.. ya kan?ā āKok tau sih?ā kataku pelan.
Aku jadi ingat Vina mahasiswi yang minta bantuanku menyelesaikan skripsinya dan akhirnya bisa tidur dengannya. Tapi sungguh, aku tidak merusaknya karena aku mengenalnya dengan cara baik baik dan dia tetap virgin sampai akhirnya menikah. āStereotip saja,Ā berbanding lurus dengan keramahan dan perhatiannyaā katanya lagi dengan senyum yang genit. āKenapa emang An, elo lagi ada masalah dengan cowo lo yang ramah itu?ā āJustru itu John, gue lagi mikir mau putus sama dia. Eh, sori kok malah curhat..ā āSantai aja An, setiap orang punya masalah dan banyak cara menghadapinyaā kataku seolah psikolog kawakan. āGue melihat dia jalan ama temen gue, dan kepergok di kosan temen gue ituā āTrus?ā āGue gak bisa maafin dia..ā āYa, sudah mungkin kamu masih emosi saja, santai saja dulu masih banyak pekerjaan. Toh kalau jodoh dia pasti pulang ke pangkuanmu..ā kataku. āKadang gue pengen balas aja, selingkuh sama yang lain, biar impas..ā āHmm.. tapi itu kan gak menyelesaikan?ā āBiar puas aja..ā Tiba tiba dia menangis.
Wah gawat nih, pikirku. Aku mendekat dan berusaha membujuknya. Lalu entah bagaimana ceritanya aku sudah memeluknya. āAn, jangan nangis, entar orang orang pada dengarā Bukannya mereda, tangisnya malah makin keras. Kudekap dia sehingga tangisnya teredam di dadaku. Jantungku berdebar tak karuan. Telunjukku menyeka air matanya. Kupandangi wajahnya. Bodoh amat nih cowoknya, cewe cakep begini kok disia siakan pikirku.
Dan tanpa sadar aku mencium pipinya, dia melihatku dengan mata sayu lalu tiba tiba Anne membalas dengan kecupan di bibir. Wah, seperti keinginan gue nih, pikirku dalam hati.
Dan seperti kehilangan kontrol akupun membalas menghisap bibir mungil yang harum dan merekah itu. Anne membalas tidak kalah hotnya
Contents
Istriku Diperkosa Mbah Pijat Didepanku 1ā1
Istriku Diperkosa Mbah Pijat Didepanku 2ā19
Diperkosa oleh Dukunā39
Selingkuh dengan mahasiswiā61
Pembantu Nikmatā81
Bercinta dengan Wanita Setengah bayaā99