Rino Dwi Putra, seorang konsultan politik berusia muda harus dihadapkan situasi sulit ketika Presiden RI, Budiman Koentjoro kembali mengajukan diri di Pilpres. Rino yang diminta untuk menemani Budiman harus kehilangan wanita yang dicintainya, Annisa dan waktu luang bersama keluarga. Belum lagi, Rino harus 'dihilangkan' oleh Tim Rahasia karena dianggap akan menemui masalah hukum karena memukul cucu dari Wakil Presiden Jamaluddin Iskak. Berbagai intrik dan kejadian politik, seperti isu rekaman jatah, aliran dana dari bank sentral ke bank swasta, serta dugaan penghilangan suara harus dihadapi Rino dan Tim Rahasia. Pengkhianatan seorang menteri dan ketua umum partai pengusung juga harus cepat diselesaikan oleh mereka dalam waktu singkat agar elektabilitas tak semakin merosot. Hingga Tim Rahasia merasa putus asa dan memutuskan untuk melakukan "Serangan Fajar" karena selisih suara, dua bulan sebelum Pilpres, sudah tidak memungkinkan untuk menang.