Hukuman Agni tak berhenti begitu saja. Ovariumnya harus ia relakan untuk di angkat. Keterdiamannya berbuah petaka, Agni di bawa keluarganya untuk pindah keluar kota.
Di ujung harapannya kian menipis, Agni berharap Rama datang mengakui kesalahannya, bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat. Namun sayang Rama hannyalah remaja ingusan yang pengecut. Laki-laki itu tak pernah muncul lagi setelah Agni pendarahan. Janji manis yang Rama ucapkan untuk menjaga Agni nyatanya hanya bualan semata.
Agni berusaha mengikhlaskan dan merelakan apa yang jadi takdirnya.
12 tahun kemudian setelah semua luka dan kecewa Agni sudah terkikis habis. Ia di pertemukan kembali dengan Rama, laki-laki penggores luka di hatinya dengan keadaan yang berbeda. Laki-laki itu telah memiliki seorang istri dan seorang putri kecil berusia 4 tahun. Hidupnya bahagia tanpa mengingat dosa yang ia perbuat.
Apakah hanya Agni yang di hukum tuhan? Apakah hanya Agni yang kesakitan? Apa hanya Agni yang mengalami mimpi buruk selama 12 tahun?
Dengki merasuki hati Agni ketika melihat keluarga Rama yang bahagia. Bila Tuhan belum menjatuhkan hukuman pada Rama biar tangan Agni yang melakukannya. Ia akan menghancurkan senyum Rama. Agni dengan api dendamnya mampu menghanguskan kebahagiaan Rama. Namun ia lupa, bahwa yang menderita bukan hanya Rama. Dua orang perempuan juga terkena imbas api dendam yang Agni nyalakan. Dua perempuan yang tak berbuat dosa apa-apa.