Postmodernisme: Sebuah Pemikiran Filsuf Abad 20
Meer oor hierdie e-boek
Modernisme dan post-modernisme, masing-masing memiliki cara tersendiri dalam memandang kebenaran. Jika dalam odernism, kebenaran itu bersifat objektif, tidak demikian halnya bagi post-modernisme yang memandang kebenaran sebagai sesuatu yang odernis. Uniknya, makna kebenaran bagi post-modernisme selalu menjadi pertanyaan besar. Kebenaran dianggap oleh post-modernisme sebagai konstruk dari masing-masing individu. Bagi post-modernisme, kebenaran itu bersifat odernis, situasional, dan kondisional.
Memang, postmodernisme selalu menjadi hal menarik untuk dibahas. Di buku ini pun, Anda bisa menemukan berbagai hal menarik mengenai post-modernisme. Mulai dari sejarah perkembangannya, para tokoh pemikirnya, kontribusinya terhadap dunia, juga bagaimana perbandingannya dengan odernism. Semua ini diulas secara mendalam agar Anda dapat memperoleh gambaran utuh mengenai post-modernisme.
Graderings en resensies
Meer oor die skrywer
Hasna Wijayati adalah gadis kelahiran Solo tahun 1990. Sejak kecil, ia sudah begitu cinta dengan dunia pendidikan, termasuk membaca dan menulis. Bahkan, dunia filsuf juga menjadi hal yang menarik baginya. Tak heran, dulu ia sering menghabiskan waktu di perpustakaan sekolahnya hanya untuk menggali pemikiran para filsuf dunia yang menurutnya begitu spektakuler. Kecintaannya dalam dunia pendidikan dan tulis menulis juga membuatnya begitu bersemangat untuk terus menempuh pendidikan setinggi yang ia bisa. Ia pun sudah sukses mengantongi gelar master dari Universitas Gadjah Mada. Setelah selesai studi, ia berkeinginan untuk menjadi seorang pengajar sembari menulis buku dan artikel pendidikan di portal-ilmu.com. Jadi, ia tak hanya bisa belajar, tapi juga bisa berbagai ilmu.
Indriyana Rachmawati lahir di Surakarta, 26 tahun silam. Ketertarikannya pada dunia Bimbingan dan Konseling telah mengantarkan dirinya untuk menempuh pendidikan tinggi hingga ke jenjang doktor di Universitas Negeri Malang. Indriyana memang sosok yang menyukai dunia pendidikan dan pembelajaran. Bahkan, dia juga selau tertarik dengan dunia para filsuf, lengkap dengan pandangannya. Dia berharap suatu saat bisa menghasilkan karya seperti seorang filsuf, terutama yang berkaitan dengan dunia postmodern. Pandangan postmodernisme yang lebih konstruktivis seolah ingin dikembangkan dalam dirinya agar tidak eksklusif terhadap suatu pemaknaan. Untuk membuktikan ketertarikan pada dunia filsuf, ia pun dengan serius menggarap buku ini. Tak hanya itu, ia banyak menghasilkan karya tulis lain seperti artikel–artikel untuk website dan jurnal. Kini, menulis menjadi bagian baru dalam kesehariannya. Ia begitu ingin mendedikasikan dirinya lewat karya-karya yang dibutuhkan oleh mereka yang mencari ilmu, dari hal terkecil sekalipun.
