Belajar Hidup, Hidup untuk Belajar “Perjalanan Hati Wanita Pembelajar”

· · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
Penerbit Pustaka Rumah C1nta
Ebook
270
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Ibu dan calon ibu adalah pembelajar Anda yang tak pernah menyerah mencoba hal baru. Anda yang tak pernah berhenti menjalani apa yang Allah berikan. Buku ini sarat hikmah, ada luka maka ada belajar, ada pengalaman maka semakin bijak, ada lelah terbalut Lillah. Yakinlah setiap ide punya hak diekseskusi. Yakin juga setiap kejadian punya inspirasi. Kita bisa belajar dari siapapun dan dimanapun dan di buku ini kita belajar dari perempuan hebat. Adakalanya rasa lelah menyergap, tapi jangan lupa apa untuk melangkah dengan sigap. Selamat para penulis KOMA. Terbukti ya, hal kecil menjadi berharga. Hal sederhana menjadi luar biasa.

About the author

Nabilah Abdul Rahim, berasal dari Palembang. Lahir di Makkah-Arab Saudi, 15 April 1992. Pendidikan SD, SMP, SMA di Makkah. Lanjut kuliah D2, lalu lanjut S1 di Ummul Quro’ University, lanjut S2 di Institut Ilmu Qur’an Jakarta. Sudah menikah, memiki tiga orang anak. Pekerjaan saat ini mengajar di Pondok Pesantren Ibnu Syam juga menjadi salah satu pengajar online di KOMA.

Arie Widiana Ristiani adalah seorang ibu dengan empat orang anak. Lahir di Kudus 41 tahun yang lalu dan setelah kuliah di Akademi Gizi Yogyakarta memilih menikah dengan Budi Gunawan. Aktivitas sebagai pendidik di TKIT Umar Bin Khathab Kudus sejak tahun 2000. Mulai menemukan passion di dunia pendidikan anak usia dini sehingga menempuh kuliah di Pendidikan Guru PAUD Universitas Terbuka dan lulus pada 2013. Saat ini mendapat amanah sebagai ketua IGTI-PGRI, Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu, nara sumber dalam kegiatan parenting serta pelatihan guru PAUD di Kudus dan sekitarnya.

Lailatus Shofiyah adalah ibu rumah tangga, kelahiran tahun 1992 yang tertarik dengan duniamenulis. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Indonesia. Ia juga sempat bekerja di beberapa lembaga penelitian ekonomi dan menjadi asisten dosen di almamaternya. Ini adalah buku antalogi kedua yang ia tulis. Saat ini, Laila juga aktif mengisi kelas motivasi untuk santri remaja di Taman Pendidikan Al-Qur’an As-Salamah, Jombang, Jawa Timur. Motivasi ia menulis adalah untuk menebar kebermanfaatan yang bisa dikenang sepanjang zaman.

Nurhajar Lairing, demikian nama lengkapnya. Lahir di sebuah desa yang sangat jauh dari ibu kota Sulawesi selatan pada 1982. Ia adalah seorang perawat di salah satu Negara Arab yaitu Kuwait. Ia di beri amanah dengan mempunyai dua anak perempuan. Motivasi penulis adalah ingin berbagi pengalaman dan untuk menebarkan kebaikan dengan sesama.

Nurlaelah, setelah melahirkan putri pertamanya ia dipanggil sebagai Ummu Khadijah, karena putrinya bernama Khadijah. Penulis asal Bogor ini lahir di Cianjur pada tahun 1984. Menikah dengan pria kelahiran Garut bernama Imat Suwanda Karyana dan dikaruniai empat orang putri. Ia memiliki hobi memasak dan kini senang mengikuti beberapa kelas menulis. Bersama Indscript writing ia sudah melahirkan empat buku antologi, dan di bulan Agustus ini ia sedang proses buku antologinya yang ke lima. Sedangkan bersama AMC (Al Muna creative), ia sudah mengikuti sembilan buku antologi yang dibimbing oleh mba Daniapus. Pada bulan Agustus ini, penulis pun kembali ikut serta menulis antologi bersama KJB atau Kelas Jadi Buku. Selain itu, bersama KMO telah terbit buku antologinya bertema “Loker Rindu”. Bila ingin mengenal lebih dekat silakan bisa dilihat di media sosialnya ya.

Suliah biasa di panggil Bunda Gandasuli. Wanita ini lahir di sebuah kota kecil Pemalang, Jawa Tengah tepatnya 23 Juni 1976. Ia menikah muda di usia 18 tahun dan usia 19 tahun sudah memiliki anak, dan sekarang ia telah menetap di kota Bandung Jawa barat.

Erina Nova Ananda, lahir dan besar di Bandung pada 6 November 1996. Anak kedua dari lima bersaudara. Menempuh pendidikan SD, SMP, SMK dan perguruan tinggi di Bandung. Memiliki hobi membaca novel, motivasi menulis adalah untuk menuangkan yang terlintas setelah membaca beberapa novel.

Nafisah Ikhwan, dilahirkan di Makassar, 30 Juni 1993. Putri pertama dari pasangan Muhammad Ikhwan Jalil dan Rini Djafry. Di samping aktivitas utamanya sebagai istri dan ibu, Ia juga adalah seorang pengajar Al-Qur’an dan pembina beberapa komunitas dakwah anak muda di kota kelahirannya. Ia senang menulis sejak duduk di bangku SMA. Baginya menulis adalah menemukan diri sendiri dalam versi yang terbaik. Ibu dari kelima mutiara hatinya ini juga senang membagikan tulisannya di media sosial. Beberapa kali menjadi kontributor di media cetak dan online. Telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Perjalanan 3 Hati” yang ditulis bersama dua orang saudarinya: Aisyah Ikhwan dan Reyhana Ikhwan.

Dhanti Erawati Dewi adalah ibu dari 3 orang anaknya. Wanita kelahiran Solo, 3 Juni 1983 ini menghabiskan masa kecilnya sampai usia tiga tahun ada di Solo dan pindah ke Jakarta sejak TK sampai tamat sekolah. Lulusan D3 Aksek Tarakanita ini kemudian melanjutkan sekolah S1 di Universitas Indonesia jurusan Manajemen Keuangan sambil bekerja di sebuah perusahan perminyakan asal Perancis. Setelah bekerja 8 tahun lamanya, penulis akhirnya keluar dan mengikuti suaminya yang bertugas di Kuwait. Hampir 7 tahun di Kuwait, saat ini penulis sudah kembali ke Jakarta dan menjalankan aktivitasnya sebagai Ibu Rumah Tangga. Hobi penulis adalah membaca. “Tiada hari tanpa membaca” begitu prinsipnya. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, membaca cerpen menjadi pilihan bacaan. Membaca membuat pikiran menjadi rileks dan juga menjadi “me time” bagi penulis.

Muna Abdullatif, lahir pada 9 Juni 1990 di Makkah Arab Saudi, dan sekolah dari SD hingga SMA di sana. Orang tua berasal dari Palembang, dia anak bungsu dari enam bersaudara. Penulis menikah muda setelah tamat SMA, lalu pindah bersama suami ke Kuwait dan menetap di sana selama sepuluh tahun. Melanjutkan pendidikan di Darul Quran Kuwait, lalu mengajar anak-anak serta masyarakat Indonesia yang ada di Kuwait selama lima tahun. Sekarang penulis menetap di Indonesia bersama tiga buah hatinya tepatnya di Bandung. Selain hobi membaca dan menulis, penulis sekaligus founder KOMA (Kelas Online Muslimah Aktif) ini memiliki beberapa hobi lainnya seperti: merajut, kerajinan tangan, dan hobi belajar hal baru yang sekiranya bermanfaat. Kini sedang fokus untuk menyelesaikan hafalan Qur’an dan mengisi waktu dengan berjualan online serta belajar mengajar secara online.

Ela Hayati, Lahir hampir 35 tahun yang lalu, 16 Oktober 1985. Istri dari Roma Arjakusuma, ibu dari dua jagoan kece, Muhammad Zidan Ramadhan (9 tahun) dan Kalandra Muhammad Arkan (5 tahun). Menjalani kurang lebih sembilan tahun sebagai ibu rumah tangga yang penuh suka duka. Bercita-cita menjadi guru dan penulis. Hobi nabung tulisan yang tidak tuntas, hehe. Menyukai aktivitas membaca, berkebun dan beberes. Meskipun sejak SD sudah gemar menulis, baik puisi atau cerita pendek, namun ini ada karya tulisan pertama yang diterbitkan. Sebelumnya hanya sebatas penampakan karya di mading sekolah atau buletin hitam putih di kampus. Salah satu cita-cita terbesarnya adalah bisa produktif dalam menulis dan mendapatkan amal jariyah darinya. Pertemuannya dengan KOMA menjadi amat berarti di masa pandemi, karena akhirnya melalui KOMA, ia bisa menyalurkan mimpinya tersebut. Harapan penulis, semoga ke depannya bisa lebih bermanfaat dari aktivitas menulis. Semoga Allah berkenan dan rida.

Deis Ismayanti, lahir di Bandung Barat pada 15 Januari 1987. Suami bernama M Saeful Hendriawan, lahir di Serang, 12 Oktober 1984. Wanita ini mempunyai seorang anak perempuan bernama Shermy Dihya Khumaira, lahir Cimahi pada 30 Juni 2008. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Cimareme II, SMPN 6 Cimahi, SMKN 15 Bandung dan sempat kuliah di UPI jurusan Administrasi Pendidikan. Saat ini bekerja sebagai ibu rumah tangga, berjaga-jaga warung, jaga warnet dan Pengajar TPQ.

Latifah Munawaroh adalah seorang ibu rumah tangga dengan amanah dua putri dan dua putra. Penulis sempat mencicipi kehidupan merantau di salah satu negara teluk, Kuwait selama hampir dua puluh tahun dengan segala suka duka jauh dari sanak saudara. Masa-masa di tanah rantau yang tidak pendek membuka cakrawala, memupuk persaudaraan, dan menorehkan pengalaman yang mahal harganya. Pada 2015, penulis kembali ke kampung halaman di bumi pertiwi untuk mengabdi di salah satu Perguruan Tinggi Islam Negeri, UIN Walisongo Semarang. Selain beraktivitas di kampus UIN Walisongo Semarang, penulis juga aktif terlibat mengisi kajian di lingkungan sekitar. “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi mereka” menjadi salah satu semboyan motivasi diri. Saat ini penulis menetap di Kota Kudus yang terkenal dengan julukan Kota Santri sekaligus Kota Kretek.

Safitri Maysari lahir di Bandung, 19 Mei 1990. Anak pertama dari dua bersaudara, telah menyelesaikan pendidikannya di SD Negeri Soka Bandung (2002), SMP Negeri 31 Bandung (2005), SMA PGRI 2 Bandung (2008), Diploma III Politeknik Piksi Ganesha Bandung Jurusan Rekam Medis & Informasi Kesehatan (2012).

Ita Prestianti, lahir dan besar di Bandung pada 2 Oktober 1985. Menempuh pendidikan SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi di Bandung. Pernah bekerja diberbagai konsultan psikologi sampai akhirnya bekerja di salah satu perusahaan retail besar nasional pada 2010–2018. Hidup berpindah-pindah sampai akhirnya sekarang berdomisili di tangerang bersama suami dan kedua anaknya. Fokus penulis saat ini adalah membersamai kedua buah hatinya.

Naimah Najamuddin, biasa dipanggil Nai oleh-oleh teman-temannya. Lahir di Jakarta, 5 Januari 1982. Hobi travelling, suka melihat gunung atau laut. Suka juga kegiatan yang berbau kesenian atau craft, serta korespondensi untuk menambah teman baru. Menjalani pendidikan SD, SMP, SMA di Jakarta, kemudian memutuskan kuliah di pulau seberang di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan. Anak kelima dari sembilan bersaudara, berdarah Bugis, Sulawesi Selatan, menikah dengan Ibnu Munzir, lelaki hebat berdarah Mandar, Sulawesi Barat. Sudah memiliki tiga orang anak cakep nan saleh dan salehah. Karena sama-sama berdarah Sulawesi, maka semangat juang Sultan Hasanuddin mengalir dalam darah mereka, ada pepatah Bugis Makassar yang sangat mahsyur, “Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai”. Namun pepatah yang dalam bahasa sebenarnya adalah “Kualleangi Tallanga Natowalia” artinya “Lebih Kupilih Tenggelam (di lautan) dari pada Harus Kembali Lagi (ke pantai)”. Pepatah inilah yang membuat kebanyakan suku bugis merantau dan kembali menjadi orang sukses. Dan karena pepatah inilah yang membuat penulis memutuskan ntuk merantau ke negeri padang pasir, Kuwait, tempat tinggalnya selama enam tahun belakangan ini. Aktivitas sehari-harinya selain yang utama ibu rumah tangga, menjadi mahasantri adalah aktivitas yang menyenangkan, belajar dan mengajar, jadi santri seumur hidup. Pengelola sekaligus pengajar online di KOMA. Juga sebagai praktisi kesehatan, praktik dokter mandiri di rumah sendiri. Selalu ingin berkarya dan menginspirasi banyak orang melalui tulisan.

Dewi Purnama Sutji adalah anak pertama dari lima bersaudara, lahir di Ujung Pandang, 19 Maret 1987. Perempuan yang berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris di Sekolah Islam Athirah Makassar ini adalah isteri dari seorang perawat Muhammad Efendi dan ibu dari seorang balita Muhammad Al Fatih Efendi. Sejak duduk dibangku SMP, penulis sudah bercita-cita menjadi seorang guru. Penulis baru saja menyelesaikan pendidikan Masternya di UNM pada 2019. Penulis pernah menjadi tentor Bahasa Inggris di bimbingan belajar SSC (Sony Sugema College) Makassar, tentor Bahasa Inggris di bimbingan belajar Nurul Fikri Makassar, staf pengajar SMP dan SMA IT Al Fityan School Gowa. Sekarang, selain sibuk mengajar di sekolah dan menjadi ibu yang baik bagi puteranya, penulis juga bergabung dalam SNC (Spirit Nabawiyah Community). Komunitas ini, selain sebagai komunitas bakulan buku juga merupakan komunitas dimana penulis memperoleh asupan yang bergizi bagi ruhiahnya.

Ekawati Prasetya Mabruroh, memiliki dua adik putri semua, dari pasangan Wakud Muhyiddin dan Maryatun, Kelahiran 14 April 1979 di Ponorogo, Jawa Timur yang terkenal dengan seni Reog sehingga dikenal dengan kota “Reog”. Pendidikan SD 1991, MTsN 1994, SMA 1997 di Ponorogo kemudian melanjutkan kuliah AKPER (Akademi Keperawatan) Dr. Soedono Madiun 2001, S1 Keperawatan UNPAD 2010, MSN (Magister Science of Nursing) Middle East University-Kuwait 2016 dan sekarang menempuh S2 MMK3L (Magister Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) Universitas Sahid (Usahid) Jakarta. Mempunyai dua orang putra dan satu putri yang tinggal di Kuwait dan bekerja di salah satu RS pemerintah di Kuwait dan suami bekerja di bank BNI Pusat Jakarta yang sedang ditugaskan di Jeddah – Saudi Arabia.

Ziyana Nur Hida adalah nama lengkap saya dan `umizi` adalah panggilan saya. Saya lahir di Ciamis, Oktober 1990, besar di Ngawi dan kini berdomisili di Bandung. Menjadi seroang ibu rumah tangga yang biasa disebut full time mom adalah menjadi profesi utama saya saat ini, sebelumnya lulus dari kuliah saya berprofesi sebagai Guru Les MIPA untuk anak usia SD-SMA.

Fajar Fitriana, penulis asal Langsa-Aceh. Lahir di Langsa, 18 Desember 2001. Pendidikan SD, MTs, dan SMA di Aceh. Lanjut belajar di Ponpes Ibnu Syam Cilegon. Saat ini sedang menempuh S1 di fakultas Kedokteran, jurusan Psikologi, Unsyiah.

Ratih Ulfah Sandy Putri adalah anak pertama dari dua bersaudara yang lahir di Palembang 27 Oktober 1981 juga sebagai seorang ibu dari lima putra-putri (dua putra dan tiga putri). Kesibukannya mengasuh kelima buah hatinya tak lantas menjadikannya ibu yang ‘kurang update’. Bisa dikatakan, penulis termasuk Ibu gaul yang mengikuti perkembangan zaman. Semangat belajarnya masih menggebu, termasuk belajar menulis. Dunia menulis ini bukan hal baru baginya, dulu karyanya pernah dipentaskan di atas panggung seni di acara perpisahan sekolah. Kini, penulis kembali aktif mengungkapkan segala unek-uneknya dalam rangkaian tulisan. Tulisan kali ini pun adalah kisah asli penulis yang diberi sedikit pemanis dan diharapkan bisa ada pembelajaran di sana. Proses belajar itu seumur hidup, selagi masih hidup, teruslah belajar. Belajar lagi, belajar terus, hingga nanti saatnya kembali. Semoga kembalinya pun dalam keadaan yang baik dan sudah mempunyai bekal yang cukup. Tulisannya pun diharapkan bisa menjadi bekalnya kelak saat kembali ke penciptanya.

Fath Al Faruq atau bernama lengkap Fatimah Maulidawati, adalah putri kedua dari Bapak M. Ridwan Agusasi dan Ibu Leni Astuti. Lahir di Kota Parahyangan pada tanggal 15 Rabi’ul Awal 1411 H. Menikmati hidup dengan menjadi pendidik anak usia dini setelah berkelana menjadi karyawan apotek, outsorching perusahaan perakit Handphone, KWH meter, dan Kabel Optik, pernah juga bekerja sebagai sales keliling, pengusaha seblak, surabi, dan opi opi urban (opieun urang bandung). Hobinya adalah menjawab semua tantangan yang Allah sajikan, memberikan pengalaman menjadi kordinator sekaligus pengisi suara puisi lampu merah kota Bandung, salah satu vokalis dari G Voice, menjadi ketua dari CHL Community, relawan Jaga Jagat, dan turut bergabung dengan komunitas literasi Rindu Menanti.

Chuchub Yahdianti adalah anak sulung dari dua bersaudara. Wanita kelahiran Jakarta, 28 Juni 1975 ini memiliki orang tua yangberasal dari Solo. Sejak lahir sampai dengan SD kelas dua di Jakarta Selatan. Lalu pindah ke Bekasi, lanjut SMP dan SMA di Jakarta Timur. Kemudian melanjutkan kuliah S1 pada 1994 di Universitas Gunadarma, Jurusan Manajemen dan pada 2006 menyelesaikan Program S2 dengan Jurusan Magister Manajemen. Menikah dengan Thoyib Munawar dan telah dikaruniai empat orang anak, tiga orang perempuan dan seorang laki-laki. Pernah ikut suami menetap di Yanbu, Saudi Arabia selama dua setengah tahun. Delapan tahun terakhir ini mendampingi suami menetap di Kuwait. Mengisi aktivitas sehari-hari menjadi ibu rumah tangga sambil mengikuti Kajian Taklim ibu-ibu di Kuwait diantaranya: Taklim Al Kautsar, Taklim Raudhatul Jannah dan Kelas IPC (Islam Presentation Committee).

Diyan Suratman atau bernama lengkap Hardiyanti Suratman adalah putri bungsu dari pasangan Sabar Suratman dan Mutrika Marsum. Selain itu dia diamanahi sebagai istri dari Brigadir Sufryatno dan ibu dari dua putrinya, Adzkiya Nada Salsabila dan Qaila Azkadina. Wanita kelahiran Manado, 15 November 1991 ini sangat menyukai dunia literasi. Lewat dunia kata, dia bisa lebih berbenah dengan segala kondisi yang ada. Wanita lulusan STIKES Muhammadiyah Manado jurusan Kebidanan ini sebelumnya pernah bekerja sebagai guru di TK Baitush Sholihin Manando, bidan di RS. AURI, guru privat di STEC Manado dan guru honor di SDIT An-Nahl Kotamobagu. Namun, setelah melahirkan anak yang kedua, memilih resign untuk menemani kedua buah hati, sambil terus menulis, belajar, jualan online dan juga menjadi salah satu pengajar online di KOMA. Sejumlah 17 buku antologi dan 13 buku solo adalah bukti cintanya di dunia literasi. Selain itu, kini pun ia sedang aktif menjadi kontributor Makmood Publishing. Bila mau membaca artikelnya langsung saja kunjungi web tersebut.

Website: pustakarumahc1nta.org;

Instagram: @pustakarumahc1nta

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.