penting dalam setiap aktivitas keberagamaan. Kadang dalam
sebuah statemen yang agak ekstrim dinyatakan, bahwa beragama
tanpa memegang dan menjalankan syari’at adalah palsu belaka.
Namun yang lebih berbahaya, kesalahan seorang pemeluk agama
dalam memahami hakikat syari’at dapat menjerumuskan manusia
ke jurang kesesatan dan kegelapan.
Dalam Islam, tidak jarang kita menemukan orang salah-
paham dalam memahami syari’at. Bisa jadi apa yang selama ini
kita anggap syari’at bukanlah syari’at itu sendiri. Sebaliknya,
apa yang selama ini tidak kita anggap syari’at, justru merupakan
inti syari’at. Oleh karena itu, menangkap arti hakiki dari syari’at–
dalam konteks keberagamaan—menjadi hal yang niscaya.
Syari’at tidak lain hanyalah metode, jalan, atau cara. Jalan
atau metode yang digunakan oleh agama tertentu untuk merealisasi-
kan tujuan dan inti agama yang dimaksud, sesuai dengan tempat
agama itu dilahirkan dan disebarkan. Tak satu pun agama yang
bertujuan menjerumuskan pemeluknya ke dalam jurang kenistaan.
Sebaliknya, agama mengarahkan masyarakat pemeluknya ke
dunia yang lebih utama dengan tetap tidak mencerabut jiwa
dari eksistensi dirinya dan dunia yang melingkupinya. Dengan
demikian, syari’at merupakan jalan untuk mengantarkan umat
ke arah perubahan yang lebih baik, utama, dan maju.