Catatan Perang Korea

· Yayasan Pustaka Obor Indonesia
4.5
25 reviews
Ebook
154
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

"Buku Catatan Perang Korea  ini ditulis pada dekade awal tahun 1950-1n. Pada waktu Mochtar Lubis berangkat ke Korea atas undangan dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang memberikannya kesempatan untuk meliput perang sebagai wartawan perang yang diakreditasi oleh PBB, dan ijin dari Panglima perang Amerika yang terkenal itu: Jendral Mac Arthur. Ia berangkat dari Jakarta pada tanggal 21 September 1950.

Perang menghasilkan kesedihan, bencana, duka, air mata dan lain-lain. Secara singkat Mochtar Lubis membuat kesimpulan bahwa perang adalah "keruntuhan peri kemanusiaan". Buku ini memberikan kesaksian betapa drama sehari-hari yang memilukan mudah ditemui dalam tiap langkah si peliput di negeri ginseng tersebut.

Mochtar di sini mengecam Amerika yang menjadi dalang dari perang dan membuat negeri Korea jadi terbelah dua. Yang dilakukan Amerika disebut sebagai aksi polisionil, yang mengingatkan Mochtar pada aksi polisionil yang dilakukan oleh Belanda dan pasukan Sekutu ketika hendak menduduki kembali wilayah Republik Indonesia tahun 1945-1949."

Ignatius Haryanto (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan) 

Ratings and reviews

4.5
25 reviews
Michael Wicaksono
September 14, 2019
Sebagai sebuah karya jurnalistik, buku ini memang ditujukan kepada pembaca awam yang sepintas lalu ingin mengetahui sekelumit kisah tragedi kemanusiaan di Korea. Mohtar Lubis adalah seorang jurnalisme kampiun, dan buku ini menjadi bukti dari kemampuannya mengolah kata sehingga mampu membawa para pembacanya seolah hadir secara langsung menyaksikan setiap peristiwa yang ia kisahkan. Hanya saja, buku ini tidak berlanjut ke ofensif Tiongkok yang akhirnya menjadikan perang ini mandeg sampai saat ini.
2 people found this review helpful
Did you find this helpful?

About the author

MOCHTAR LUBIS, pengarang ternama ini, dilahirkan tanggal 7 Maret 1922 di Padang dan meninggal 2 Juli 2004 di Jakarta. Sejak zaman Jepang ia telah aktif dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita Antara, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendirikan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Sukarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966.

Selain sebagai wartawan ia dikenal sebagai sastrawan. Cerita-cerita pendeknya dikumpulkan dalam buku Si Jamal (1950) dan Perempuan (1956). Sedangkan romannya yang telah terbit Tidak Ada Esok (1950), Jalan Tak Ada Ujung (1952) yang mendapat hadiah sastra dari BMKN, Senja di Jakarta mula-mula terbit dalam bahasa Inggris dengan judul Twilight in Jakarta (1963), dan terbit dalam bahasa Melayu tahun 1964. Selain itu, romannya yang mendapat sambutan luas dengan judul Harimau! Harimau! (Pustaka Jaya 1975) telah mendapat hadiah dari Yayasan Buku Utama sebagai buku terbaik tahun 1975. Sedangkan Maut dan Cinta (Pustaka Jaya 1971) mendapat hadiah Yayasan Jaya Raya.

Kadang-kadang ia pun menulis esai dengan nama samaran Savitri dan juga menterjemahkan beberapa karya sastra asing seperti Tiga Cerita dari Negeri Dollar (1950), Kisah-kisah dari Eropa (1952).

Pada tahun 1950 ia mendapat hadiah atas laporannya Tentang Perang Korea dan tahun 1966 mendapat hadiah Magsaysay untuk karya-karya jurnalistiknya.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.