"Jangan bercanda dengan pernikahan, Tuan. Pernikahan bukanlah permainan." tandasku
Kemudian aku berdiri dari tempat duduk, dan berjalan menuju dapur. Karena aku tau dia gay, jadi sangat tidak mungkin jika dia tiba-tiba jatuh cinta denganku dan memerintahku untuk menikah dengannya.
Langkahku terhenti ketika dia menahan lenganku, memutar tubuhku, dan mengangkatku untuk duduk di meja pantry. Dia menarik tubuhku untuk mendekat, menyisipkan dirinya di antara kedua pahaku, hingga tubuh bagian bawahku bersentuhan dengannya. Seketika aku terkesiap, dia menatapku intens seraya mengusap lembut kedua pahaku, hingga membuat kulitku meremang akibat sentuhan lembutnya. Sial! Kenapa di saat seperti ini aku malah memakai hot pants?
Aku membalas tatapannya, lalu dia mulai mendekatkan wajahnya tanpa ragu, dan kami pun berciuman. Ciuman yang awalnya lembut, hingga akhirnya menuntut, dan penuh gairah. Ciumannya turun ke rahangku dan leherku, tubuhku terbuai akan perlakuan lembutnya. Aku tersentak ketika tangannya menyelinap masuk ke dalam kaos oversize yang aku pakai, jemarinya mengusap lembut kulit pinggangku, nafasku dan nafasnya saling memburu, kurasakan ada ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perutku.
Aku mengerang ketika kurasakan tonjolan di selangkangannya mengeras. Aku segera membuka mataku, dan mencoba menyadarkan diriku dari gairah panas yang sedang kami rasakan.
"Kau mengeras." ucapku dengan wajah merona.
Eternity is your Indie and “SELF PUBLISHING SOLUTION”
Kami menerima naskah bergenre apapun dari penulis manapun tanpa terkecuali. Terbitkan karyamu dengan proses yang lebih mudah, aman, menguntungkan, dan terpercaya bersama Eternity Publishing. Kirim naskahmu melalui surel [email protected].