Takdir kembali mempertemukan keduanya ketika Sri diterima bekerja se-bagai guru di sebuah sekolah. Pria berkumis yang kemudian diketahui bernama Rudi itu ternyata guru juga di tempat Sri mengajar. Di sekolah itu, mereka se-ring dipersandingkan dalam berbagai kegiatan sekolah. Tak cukup disana, para guru di sekolah itupun seringkali menjodoh-jodohkan Sri dengan Rudi. Hal ini membuat Sri merasa kesal, apalagi ketika Rudi benar-benar ‘nembak’ dirinya, Sri benar-benar bingung, hingga ia pun selalu berusaha menghindar dari Rudi.
Meskipun kemudian mereka benar-benar bersanding sebagai suami istri, dari keduanya ada banyak perbedaan. Perbedaan yang sangat mungkin me-nimbulkan perselisihan, terutama hobby sang suami. Seringkali Sri cemburu karena merasa diabaikan oleh Rudi. Sri merasa Rudi lebih setia pada hobbinya –mancing, burung, ikan, ayam, hingga bola– daripada dirinya. Saking jengkelnya, ketika tengah hamil tua, ia pernah nekat keluar malam-malam untuk membeli makanan karena merasa tidak digubris sang suami.
Lalu, apakah masalah itu menghancurkan rumah tangga mereka? Benarkah Rudi secuek yang dirasa Sri? Apakah Sri terus “memelihara” dengan rasa jengkelnya?