Struktur dan fungsi biologis peptida bioaktif yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh metoda hidrolisis, jenis dan aktivitas proteolitik enzim yang digunakan. Demikian juga aktivitas biopeptida ditentukan oleh komposisi dan sekuen asam amino. Oleh karena itu pemilihan metoda dan enzim proteolitik yang tepat menjadi faktor penentu dalam isolasi dan karakterisasi peptida bioaktif. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai manfaat peptida bioaktif bagi kesehatan, diperlukan strategi analisis yang tepat mulai dari isolasi, purifikasi, dan identifikasi peptida dalam matriks bahan pangan yang kompleks serta melakukan pembuktian terkait aktivitas biologis peptida bioaktif. Eksplorasi dan identifikasi peptida dari berbagai bahan pangan secara umum dilakukan melalui percobaan secara in vitro berdasarkan analisis aktivitas biologisnya Pengujian in vitro dilakukan untuk isolasi peptida , mengetahui stuktur dan karakteristik suatu peptida dan uji aktivitas biologis. Untuk melengkapi penelitian eksperimental tersebut , saat ini telah dikembangkan metoda secara in silico dengan bantuan teknologi computer. Dengan menggunakan teknologi bioinformatika, maka proses identifikasi dan karakterisasi peptida bioaktif dalam eksplorasi novel peptida bioaktif dapat dilakukan lebih cepat. Potensi protein pangan sebagai prekursor peptida bioaktif dapat diprediksi melalui analisis in silico dengan cara mencari fragmen dalam rantai protein yang yang mempunyai similaritas tinggi dengan sekuen peptida yang mempunyai aktivitas biologis spesifik. Berdasarkan similaritas sekuen asam amino dapat diperoleh informasi fungsi masing masing sekuen sehingga manfaat biologis suatu peptida dapat diketahui. Pada pengujian secara in vivo, digunakan hewan model rodensia yang dikembangkan berdasarkan faktor etiologi dari kejadian suatu penyakit. Pengujian mengunakan hewan model bertujuan untuk mengeksplorasi mekanisme biologis baik yang berhubungan dengan fungsi biologis normal maupun abnormal, menjelaskan masalah biologis yang lebih kompleks dan memprediksi secara kuantitatif dampak yang dihasilkan dari terapi menggunakan bahan aktif.
Prof. Dr. Aulanni‘am, Drh.DES. lahir di Tuban, 3 September 1960 menyelesaikan pendidikan S1 dan Profesi Dokter Hewan di Universitas Airlangga, Surabaya, S2 di USTPL Montplier Perancis serta S3 Program Doktor Ilmu Kedokteran di Universitas Airlangga Surabaya pula. Guru Besar Bidang Biokimia Universitas Brawijaya ini telah menerbitkan beberapa buku ajar diantara Protein dan Analisisnya (2005), Inhibin B: Struktur dan Karakter Biokimia Sebagai Kandidat Kontrasepsi Pria (2011), serta Imuno kontrasepsi Konsep-Konsep Dasar dan Bunga Rampai Penelitian (2011). Selain itu telah menghasilkan 8 paten Indonesia dimana 4 di antaranya sudah dalam status Granted dimana sebagian di antaranya merupakan penemuan penanda spesifik dan metode deteksi pada penyakit metabolik. Saat ini salah satu produk hasil penelitiannya telah melalui tahapan hilirisasi dengan industri (PT Bio Farma (Persero)) untuk dapat diproduksi secara missal dan digunakan oleh masyarakat. Pengembangan Kit Deteksi Penyakit Zoonosis terutama Brucellosis merupakan salah satu pengembangan perangkat deteksi yang sedang dilakukan dengan bekerjasama dengan berbagai instansi yaitu Pusat Veteriner Farma (PUSVETMA) Surabaya serta Loka Penelitian Sapi Potong Grati-Pasuruan. Tahun 2014, penulis menjadi salah satu penerima penghargaan 19 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa oleh Kementerian Ristek dan Teknologi serta Termasuk dalam 106 Indonesia‘s Innovations-Inovasi Indonesia Prospektif oleh Pusat Inovasi Bisnis Kemeterian Ristek dan Teknologi RI.