Di tengah ketenangan yang melenakan, jejak-jejak mencurigakan berserakan di wilayah Singasari. Namun, benarkah pertanda aneh itu merupakan bagian dari bahasa sandi? Ketika dendam berbalas dendam, serangan yang datangnya bagaikan banjir bandang itu tak akan bisa terelakkan.
Bala Sanggrama, sebuah epos tentang cikal bakal kerajaan besar Nusantara: Majapahit. Ditulis oleh penulis kawakan, novel ini adalah salah satu rekam sejarah sepenggal perjalanan bangsa ini.
[Mizan, Bentang, Pustaka, Novel, Memoar, Sejarah, Indonesia]
Menulis dan berkhayal menjadi satu-satunya pekerjaan yang digelutinya. Melalui menulis itulah ia menghidupi keluarganya. Pernah menjadi wartawan HU ABRI, (bubar setelah reformasi) Langit ikut melibatkan diri dalam kegiatan pelestarian benda-benda cagar budaya terutama sisa-sisa peninggalan Majapahit. Bersama Dahlan Iskan (mantan menteri BUMN Era SBY) dan Luluk Sumiarso (mantan dirjen Migas) serta beberapa orang yang peduli pada pelestarian cagar budaya, Langit ikut membidani berdirinya Yayasan Peduli Majapahit, dan sekarang terlibat semakin dalam ke kegiatan pelestarian benda-benda purbakala. Buku karya yang dirancang selanjutnya bertajuk Negara kertagama, ia dedikasikan untuk kegiatannya yang sedang riuh ia kerjakan, membantu melestarikan sisa-sisa peninggalan Majapahit.
Pegiat pedonor darah yang menyumbang sudah lebih dari 160 kali ini adalah penerima Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Presiden Megawati. Ia terus mendedikasikan waktunya untuk kegiatan itu.
Tak terhitung jumlah karya yang ditulisnya, meliputi area drama radio, drama pentas, cerita bersambung di koran dan novel. Berikut ini adalah karya-karyanya yang terarsipkan : Balada Gimpul, Libby, Alivia, De Castaz, Serong, Antologi Manusia Laminating, Melibas Sekat Pembatas, Kiamat para Dukun, Kiamat Dukun Santet, Siapa Nyuri Bibirku (menggunakan nama samaran), Jaka Tarub (menggunakan nama samaran), pentalogi Gajah Mada (Gajah Mada, Bergelut dalam Kemelut Tahta dan Angkara, Hamukti Palapa, Perang Bubat, Madakaripura Hamukti