MANUSIA DAN GUNUNG: TEOLOGI - BANDUNG - EKOLOGI

ยท Djeladjah Pustaka
5,0
3 แƒ›แƒ˜แƒ›แƒแƒฎแƒ˜แƒšแƒ•แƒ
แƒ”แƒšแƒฌแƒ˜แƒ’แƒœแƒ˜
236
แƒ’แƒ•แƒ”แƒ แƒ“แƒ˜
แƒ แƒ”แƒ˜แƒขแƒ˜แƒœแƒ’แƒ”แƒ‘แƒ˜ แƒ“แƒ แƒ›แƒ˜แƒ›แƒแƒฎแƒ˜แƒšแƒ•แƒ”แƒ‘แƒ˜ แƒ“แƒแƒฃแƒ“แƒแƒกแƒขแƒฃแƒ แƒ”แƒ‘แƒ”แƒšแƒ˜แƒ ย แƒจแƒ”แƒ˜แƒขแƒงแƒ•แƒ”แƒ— แƒ›แƒ”แƒขแƒ˜

แƒแƒ› แƒ”แƒšแƒฌแƒ˜แƒ’แƒœแƒ˜แƒก แƒจแƒ”แƒกแƒแƒฎแƒ”แƒ‘

Prolog

Buku ini berusaha menyajikan pembahasan gunung berdasarkan konteks ketuhanan, sejarah, budaya, bentang alam, hingga hubungannya dengan ekologi.

Melalui buku ini, penulis mengajak pembaca untuk tidak hanya sekadar mendaki ketinggian pengetahuan gunung, melainkan juga menyelami kedalaman kebijaksanaan gunung.


Teologi Gunung

Pada bagian โ€œteologi gunungโ€, dalam buku ini dipaparkan pembahasan tentang gunung yang disebutkan sebanyak 60 kali dalam alquran, penyebutan tersebut mewakili keberadaan manusia sebelum diturunkan ke muka bumi, mewakili keberadaan manusia ketika hidup di muka bumi, dan mewakili akhir keberadaan manusia di muka bumi (kiamat).

Pada bagian ini dipaparkan pula bahwa Nabi Muhammad SAW juga merupakan โ€œpendaki gunungโ€, ia mendaki dalam konteks tahannuts; mendaki untuk merenungkan setiap persoalan dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ilahiah, ia kemudian mendapatkan pencerahan di Gunung Hira (642 Mdpl [?]), dan setelah itu ia kemudian โ€œturun gunungโ€ untuk mengamalkannya apa yang ditemukannya, ke tengah masyarakat.


Catatan Peziarah & Pendaki

Bagian ini menceritakan sejarah โ€œbackpackerโ€, โ€œtravelingโ€ dan kisah-kisah yang identik dengan petualangan, khususnya terkait gunung. Dalam kultur Timur, salah satu catatan budaya bertualang bisa ditemukan pada naskah โ€œbujangga manik" di sekitar abad ke XV, sedangkan catatan eropa yang dijadikan pembahasan merujuk pada buku โ€œbergenweeldeโ€ yang ditulis C.W Wormser awal abad ke XX (1890-1900).


Gunung Para Petapa

Jika Rosul pergi ke gunung untuk melakukan tahannuts, di Timur peristiwa tersebut disebut tapabrata, jika Nabi kemudian mengamalkan temuannya di gunung pada masyarakat, di Timur beberapa sosok berakhir dengan moksa, ngahiang, โ€œabadiโ€ di gunung-gunung.

Maka, gunung pada bagian ini dikenal juga sebagi tempat yang identik dengan para petapa.

Bagian ini membahas gunung Bandung yang dijadikan pertapaan Bujangga Manik sebelum akhirnya ngahiang di tempat lain. Gunung yang sakral sebagai tempat bertapa tersebut kondisinya hari ini begitu sangat memperihatinkan, bahkan kerusakannya telah menyentuh bagian puncak.


700 Gunung Bandung

Gunung dalam bahasa Sunda merupakan konsep tentang โ€œunggul - unggulanโ€, dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti โ€œkhususโ€, merujuk pada sesuatu hal yang โ€œspesialโ€, โ€œmenonjolโ€ dalam arti memiliki keunggulan atau kelebihan.

Dalam bahasa populer โ€œunggul - unggulanโ€ disebut โ€œprominenโ€ asal kata dari โ€œprominenceโ€, dan dalam bahasa Sunda setiap โ€œprominenโ€ diklasifikasikan pada dua hal, yakni; โ€œgunungโ€ dan โ€œpasirโ€, secara umum (dan pragmatis) tidak dikenal istilah โ€œbukitโ€. Merujuk pada konsep prominen, di bandung melalui telaah yang dilakukan komunitas JGB ditemukan kemungkinan jumlah 700 dengan kecenderungan merujuk pada konsep โ€œgunungโ€.


Mandala Rakutak

Gunung Rakutak merupakan gunung yang belakangan berhenti dikunjungi karena statusnya cagar alam. Berhenti mendaki gunung adalah hal mudah bagi siapa pun yang menyatakan dirinya โ€œpencinta kelestarian alamโ€. Sebab jika berhenti mendaki merupakan bagian dari proses melestarikan alam, sungguh โ€œberhentiโ€ merupakan tindakan yang paling sederhana dari kata โ€œberbuat banyakโ€.

Gunung Rakutak spesial karena secara histori banyak kisah melekat pada dirinya, sebut saja misalnya peristiwa โ€œpagar betisโ€, di mana seorang kawan Soekarno pada akhirnya memilih โ€œmenyerahโ€ dalam pertarungan ideologi di masa awal kelahiran Negara bernama โ€œIndonesiaโ€ ini.


Mitos Aul

Bagian ini membahas keberadaan manusia berkepala serigala di gunung bandung yang โ€œpernahโ€ menjadi penjaga kelestarian alam. Ia menjaga sumber-sumber mata air, menjaga keutuhan hutan di gunung-gunung, serta mendisiplinkan masyarakat yang hidup di sekitarnya untuk tidak merusak alam.

Sosok manusia berkepala serigala ini banyak ditemukan di hampir setiap bagian arah mata angin gunung di bandung raya, khususnya bagian selatan, timur dan barat.


Gunung Artefak Nusantara

Jauh sebelum disebut โ€œnusantaraโ€, kepulauan Indonesia lampau dikenal dengan nama โ€œnusakendengโ€. Nusantara merujuk pada konsep kepulauan yang identik dengan laut, sedangkan Nusakendeng merujuk pada konsep daratan yang identik dengan gunung.

Catatan Nusakendeng relatif sulit ditemukan, kecuali kode-kode dari kidung pantun Sunda dan catatan Eropa seperti; Raffles dan Jonathan Rigg pada awal abad XIX, serta pengetahuan masyarakat Nusantara yang terrekam dalam cara memperlakukan gunung-gunung. Bagian ini membahas sisi gunung sebagai pencatat sebuah peradaban, sebab melalui kajian tentang gunung, khususnya gunung kendeng, kita bisa menemukan peradaban lampau yang sudah mengenal jarigan gunung-gunung yang barangkali hari ini identik dengan konsep โ€œring of fireโ€.

แƒจแƒ”แƒคแƒแƒกแƒ”แƒ‘แƒ”แƒ‘แƒ˜ แƒ“แƒ แƒ›แƒ˜แƒ›แƒแƒฎแƒ˜แƒšแƒ•แƒ”แƒ‘แƒ˜

5,0
3 แƒ›แƒ˜แƒ›แƒแƒฎแƒ˜แƒšแƒ•แƒ

แƒแƒ•แƒขแƒแƒ แƒ˜แƒก แƒจแƒ”แƒกแƒแƒฎแƒ”แƒ‘

Pepep Dw, Panulis yang memiliki perhatian pada seni - budaya, dan lingkungan hidup, khususnya pada gunung dan masyarakat gunung beserta peradabanna.

แƒจแƒ”แƒแƒคแƒแƒกแƒ”แƒ— แƒ”แƒก แƒ”แƒšแƒฌแƒ˜แƒ’แƒœแƒ˜

แƒ’แƒ•แƒ˜แƒ—แƒฎแƒแƒ แƒ˜แƒ— แƒ—แƒฅแƒ•แƒ”แƒœแƒ˜ แƒแƒ–แƒ แƒ˜.

แƒ˜แƒœแƒคแƒแƒ แƒ›แƒแƒชแƒ˜แƒ แƒฌแƒแƒ™แƒ˜แƒ—แƒฎแƒ•แƒแƒกแƒ—แƒแƒœ แƒ“แƒแƒ™แƒแƒ•แƒจแƒ˜แƒ แƒ”แƒ‘แƒ˜แƒ—

แƒกแƒ›แƒแƒ แƒขแƒคแƒแƒœแƒ”แƒ‘แƒ˜ แƒ“แƒ แƒขแƒแƒ‘แƒšแƒ”แƒขแƒ”แƒ‘แƒ˜
แƒ“แƒแƒแƒ˜แƒœแƒกแƒขแƒแƒšแƒ˜แƒ แƒ”แƒ— Google Play Books แƒแƒžแƒ˜ Android แƒ“แƒ iPad/iPhone แƒ›แƒแƒฌแƒงแƒแƒ‘แƒ˜แƒšแƒแƒ‘แƒ”แƒ‘แƒ˜แƒกแƒ—แƒ•แƒ˜แƒก. แƒ˜แƒก แƒแƒ•แƒขแƒแƒ›แƒแƒขแƒฃแƒ แƒแƒ“ แƒ’แƒแƒœแƒแƒฎแƒแƒ แƒชแƒ˜แƒ”แƒšแƒ”แƒ‘แƒก แƒกแƒ˜แƒœแƒฅแƒ แƒแƒœแƒ˜แƒ–แƒแƒชแƒ˜แƒแƒก แƒ—แƒฅแƒ•แƒ”แƒœแƒก แƒแƒœแƒ’แƒแƒ แƒ˜แƒจแƒ—แƒแƒœ แƒ“แƒ แƒกแƒแƒจแƒฃแƒแƒšแƒ”แƒ‘แƒแƒก แƒ›แƒแƒ’แƒชแƒ”แƒ›แƒ—, แƒฌแƒแƒ˜แƒ™แƒ˜แƒ—แƒฎแƒแƒ— แƒกแƒแƒกแƒฃแƒ แƒ•แƒ”แƒšแƒ˜ แƒ™แƒแƒœแƒขแƒ”แƒœแƒขแƒ˜ แƒœแƒ”แƒ‘แƒ˜แƒกแƒ›แƒ˜แƒ”แƒ  แƒแƒ“แƒ’แƒ˜แƒšแƒแƒก, แƒ แƒแƒ’แƒแƒ แƒช แƒแƒœแƒšแƒแƒ˜แƒœ, แƒ˜แƒกแƒ” แƒฎแƒแƒ–แƒ’แƒแƒ แƒ”แƒจแƒ” แƒ แƒ”แƒŸแƒ˜แƒ›แƒจแƒ˜.
แƒšแƒ”แƒžแƒขแƒแƒžแƒ”แƒ‘แƒ˜ แƒ“แƒ แƒ™แƒแƒ›แƒžแƒ˜แƒฃแƒขแƒ”แƒ แƒ”แƒ‘แƒ˜
Google Play-แƒจแƒ˜ แƒจแƒ”แƒซแƒ”แƒœแƒ˜แƒšแƒ˜ แƒแƒฃแƒ“แƒ˜แƒแƒฌแƒ˜แƒ’แƒœแƒ”แƒ‘แƒ˜แƒก แƒ›แƒแƒกแƒ›แƒ”แƒœแƒ แƒ—แƒฅแƒ•แƒ”แƒœแƒ˜ แƒ™แƒแƒ›แƒžแƒ˜แƒฃแƒขแƒ”แƒ แƒ˜แƒก แƒ•แƒ”แƒ‘-แƒ‘แƒ แƒแƒฃแƒ–แƒ”แƒ แƒ˜แƒก แƒ’แƒแƒ›แƒแƒงแƒ”แƒœแƒ”แƒ‘แƒ˜แƒ— แƒจแƒ”แƒ’แƒ˜แƒซแƒšแƒ˜แƒแƒ—.
แƒ”แƒšแƒฌแƒแƒ›แƒ™แƒ˜แƒ—แƒฎแƒ•แƒ”แƒšแƒ”แƒ‘แƒ˜ แƒ“แƒ แƒกแƒฎแƒ•แƒ แƒ›แƒแƒฌแƒงแƒแƒ‘แƒ˜แƒšแƒแƒ‘แƒ”แƒ‘แƒ˜
แƒ”แƒšแƒ”แƒฅแƒขแƒ แƒแƒœแƒฃแƒšแƒ˜ แƒ›แƒ”แƒšแƒœแƒ˜แƒก แƒ›แƒแƒฌแƒงแƒแƒ‘แƒ˜แƒšแƒแƒ‘แƒ”แƒ‘แƒ–แƒ” แƒฌแƒแƒกแƒแƒ™แƒ˜แƒ—แƒฎแƒแƒ“, แƒ แƒแƒ’แƒแƒ แƒ˜แƒชแƒแƒ Kobo eReaders, แƒ—แƒฅแƒ•แƒ”แƒœ แƒฃแƒœแƒ“แƒ แƒฉแƒแƒ›แƒแƒขแƒ•แƒ˜แƒ แƒ—แƒแƒ— แƒคแƒแƒ˜แƒšแƒ˜ แƒ“แƒ แƒ’แƒแƒ“แƒแƒ˜แƒขแƒแƒœแƒแƒ— แƒ˜แƒ’แƒ˜ แƒ—แƒฅแƒ•แƒ”แƒœแƒก แƒ›แƒแƒฌแƒงแƒแƒ‘แƒ˜แƒšแƒแƒ‘แƒแƒจแƒ˜. แƒ“แƒแƒฎแƒ›แƒแƒ แƒ”แƒ‘แƒ˜แƒก แƒชแƒ”แƒœแƒขแƒ แƒ˜แƒก แƒ“แƒ”แƒขแƒแƒšแƒฃแƒ แƒ˜ แƒ˜แƒœแƒกแƒขแƒ แƒฃแƒฅแƒชแƒ˜แƒ”แƒ‘แƒ˜แƒก แƒ›แƒ˜แƒฎแƒ”แƒ“แƒ•แƒ˜แƒ— แƒ’แƒแƒ“แƒแƒ˜แƒขแƒแƒœแƒ”แƒ— แƒคแƒแƒ˜แƒšแƒ”แƒ‘แƒ˜ แƒ›แƒฎแƒแƒ แƒ“แƒแƒญแƒ”แƒ แƒ˜แƒš แƒ”แƒšแƒฌแƒแƒ›แƒ™แƒ˜แƒ—แƒฎแƒ•แƒ”แƒšแƒ”แƒ‘แƒ–แƒ”.