Kesehatan Masyarakat Veteriner: Kesehatan Susu, Telur, Daging, dan Lingkungan

Β· Β· Β·
Β· Universitas Brawijaya Press
4.0
αž€αžΆαžšαžœαžΆαž™αžαž˜αŸ’αž›αŸƒ 3
αžŸαŸ€αžœαž—αŸ…β€‹αž’αŸαž‘αž·αž…αžαŸ’αžšαžΌαž“αž·αž…
136
αž‘αŸ†αž–αŸαžš
αž€αžΆαžšαžœαžΆαž™αžαž˜αŸ’αž›αŸƒ αž“αž·αž„αž˜αžαž·αžœαžΆαž™αžαž˜αŸ’αž›αŸƒαž˜αž·αž“αžαŸ’αžšαžΌαžœαž”αžΆαž“αž•αŸ’αž‘αŸ€αž„αž•αŸ’αž‘αžΆαžαŸ‹αž‘αŸ αžŸαŸ’αžœαŸ‚αž„αž™αž›αŸ‹αž”αž“αŸ’αžαŸ‚αž˜

αž’αŸ†αž–αžΈαžŸαŸ€αžœαž—αŸ…β€‹αž’αŸαž‘αž·αž…αžαŸ’αžšαžΌαž“αž·αž€αž“αŸαŸ‡

Muncul pertanyaan, apakah susu yang sudah dididihkan boleh disimpan di suhu ruang? Kenapa telur yang lama kemudian rusak? Kenapa daging bisa membusuk?Β Foodborne diseasesΒ merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kesehatan masyarakat veteriner membahas konsep penyediaan susu, telur, daging yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Pangan asal hewan mengandung zat gizi yang cukup tinggi (protein hewani). Namun demikian, pangan asal hewan merupakan media yang baik dalam pertumbuhan mikroorganisme sehingga pangan asal hewan cepat rusak (perishable food). Buku kesmavet ini berisi informasi mengenai produksi susu, telur, dan daging yang baik serta potensi bahaya yang mungkin terjadi jika penanganan tidak sesuai. Informasi lain yang disajikan dalam buku ini adalah mengenai kesehatan lingkungan. Dengan lingkungan yang sehat, proses produksi dan penanganan pangan asal hewan yang baik, maka pangan asal hewan yang dihasilkan ASUH mulai dari proses produksi sampai dihidangkan (safe from farm to table).

αž€αžΆαžšαžŠαžΆαž€αŸ‹αž•αŸ’αž€αžΆαž™ αž“αž·αž„αž˜αžαž·αžœαžΆαž™αžαž˜αŸ’αž›αŸƒ

4.0
αž€αžΆαžšαžœαžΆαž™αžαž˜αŸ’αž›αŸƒ 3

αž’αŸ†αž–αžΈβ€‹αž’αŸ’αž“αž€αž“αž·αž–αž“αŸ’αž’

drh. Mira Fatmawati, M.Si. lahir di Batu, 10 Mei 1981, menyelesaikan pendidikan S1 Profesi Kedokteran Hewan dan S2 di FKH IPB. Setelah lulus dokter hewan, penulis pernah bekerja di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, Majalah Trobos dan National Zoonoses Center IPB dan akhirnya kembali ke Malang dan bergabung di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya pada tahun 2016. Beberapa buku yang telah dibuat antara lain Rangkuman Kumpulan Penelitian Flu Burung di Indonesia (2004–2009), Panduan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Satwa Liar, Kumpulan Abstrak Penelitian Zoonosis di IPB, Penyakit Zoonosa Strategis di Indonesia, Aspek Kesehatan Masyarakat Veteriner.

drh. Widi Nugroho Ph.D lahir di Denpasar, Bali, 10 Januari 1977. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Pati, Jawa Tengah, yakni di SD Pati Wetan 1, SMPN 1 dan SMAN 1 Pati. Pada tahun 1994 penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Usai memperoleh gelar dokter hewan pada akhir tahun 2001, penulis merantau ke Timika, Papua, bekerja sebagai supervisor feedlot di PT. Pangansari Mitra Industri Ternak yang mensuplai daging sapi ke PT. Freeport Indonesia. Penulis kemudian memilih mengabdi sebagai PNS daerah di Kabupaten Timika pada 2004. Pada tahun 2006, penulis melaporkan kemunculan pertama kali avian influenza pada ayam aduan di Timika Papua. Penulis mendapat peringkat the best five pada training meat inspector yang diselenggarakan Kementerian Pertanian pada tahun 2008. Mulai tahun 2009 sampai 2012 penulis terlibat sebagai kolaborator riset penyakit streptokokus suis pada babi di Papua bersama Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) dan melalui kerja sama ini, pada tahun 2012-2015 penulis mendapatkan beasiswa John Alwright Fellowship (JAF) untuk melanjutkan studi PhD di faculty of sciences, school of animal and veterinary sciences di The University of Adelaide, South Australia. Riset PhD-nya berfokus pada epidemiologi penyakit babi dan deteksi porcine circovirus tipe 2 (PCV-2) strain Papua. Penulis mendaftarkan empat complete genom unik virus PCV2 strain Papua di genbank NCBI dengan accession number KT369067, KT369068, KT369069, dan KT369070. Selama studi PhD, lima artikel ilmiah dipublikasikan, termasuk satu publikasi sebagai co-author tentang Observasi Longitudinal Infeksi Streptokokus Suis pada Babi yang Dikandangkan dan Dilepas bebas di Wamena. Mulai mengabdikan diri sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya pada bulan November tahun 2018. Bersama buku ini, penulis menerbitkan terjemahan buku Pengantar Epidemiologi Veteriner.

drh. Ani Setianingrum, M.Sc. lahir di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 25 Juni 1982. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolahnya di Yogyakarta, yaitu di SD Kanissius Padokan, SMPN 13 Yogyakarta, dan SMUN 7 Yogyakarta. Selepas SMA, penulis melanjutkan kuliah dan program profesi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Usai memperoleh gelar dokter hewan pada tahun 2005, penulis bekerja pada beberapa perusahaan swasta. Penulis mulai mengabdikan diri sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya pada tahun 2012 dan melanjutkan studi Magister di Program Studi Sains Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada pada tahun 2015.

drh. Ajeng Erika Prihastuti Haskito, M.Si. lahir di Surabaya, 16 Mei 1989. Penulis menyelesaikan pendidikan dokter hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga pada tahun 2011 dan langsung melanjutkan studi S2 Ilmu Penyakit dan Kesehatan Masyarakat Veteriner tahun 2012 di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Setelah lulus studi S2, pada tahun 2014 penulis menjadi staff pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. Saat ini, penulis telah berhasil mengembangkan produk-produk inovasi nutrasetika alami berbasis olahan susu, seperti tablet effervescent yoghurt susu kambing dan jelly yoghurt susu sapi. Penulis aktif meneliti potensi nutrasetika alami berbasis olahan susu untuk penanganan intoksikasi polutan lingkungan dan untuk alternatif penanganan penyakit-penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus.

αžœαžΆαž™αžαž˜αŸ’αž›αŸƒαžŸαŸ€αžœαž—αŸ…β€‹αž’αŸαž‘αž·αž…αžαŸ’αžšαžΌαž“αž·αž€αž“αŸαŸ‡

αž”αŸ’αžšαžΆαž”αŸ‹αž™αžΎαž„αž’αŸ†αž–αžΈαž€αžΆαžšαž™αž›αŸ‹αžƒαžΎαž‰αžšαž”αžŸαŸ‹αž’αŸ’αž“αž€αŸ”

αž’αžΆαž“β€‹αž–αŸαžαŸŒαž˜αžΆαž“

αž‘αžΌαžšαžŸαž–αŸ’αž‘αž†αŸ’αž›αžΆαžαžœαŸƒ αž“αž·αž„β€‹αžαŸαž”αŸ’αž›αŸαž
αžŠαŸ†αž‘αžΎαž„αž€αž˜αŸ’αž˜αžœαž·αž’αžΈ Google Play Books αžŸαž˜αŸ’αžšαžΆαž”αŸ‹ Android αž“αž·αž„ iPad/iPhone αŸ” αžœαžΆβ€‹αž’αŸ’αžœαžΎαžŸαž˜αž€αžΆαž›αž€αž˜αŸ’αž˜β€‹αžŠαŸ„αž™αžŸαŸ’αžœαŸαž™αž”αŸ’αžšαžœαžαŸ’αžαž·αž‡αžΆαž˜αž½αž™β€‹αž‚αžŽαž“αžΈβ€‹αžšαž”αžŸαŸ‹αž’αŸ’αž“αž€β€‹ αž“αž·αž„β€‹αž’αž“αž»αž‰αŸ’αž‰αžΆαžαž±αŸ’αž™β€‹αž’αŸ’αž“αž€αž’αžΆαž“αž–αŸαž›β€‹αž˜αžΆαž“αž’αŸŠαžΈαž“αž’αžΊαžŽαž·αž αž¬αž‚αŸ’αž˜αžΆαž“β€‹αž’αŸŠαžΈαž“αž’αžΊαžŽαž·αžβ€‹αž“αŸ…αž‚αŸ’αžšαž”αŸ‹αž‘αžΈαž€αž“αŸ’αž›αŸ‚αž„αŸ”
αž€αž»αŸ†αž–αŸ’αž™αžΌαž‘αŸαžšβ€‹αž™αž½αžšαžŠαŸƒ αž“αž·αž„αž€αž»αŸ†αž–αŸ’αž™αžΌαž‘αŸαžš
αž’αŸ’αž“αž€αž’αžΆαž…αžŸαŸ’αžŠαžΆαž”αŸ‹αžŸαŸ€αžœαž—αŸ…αž‡αžΆαžŸαŸ†αž‘αŸαž„αžŠαŸ‚αž›αž”αžΆαž“αž‘αž·αž‰αž“αŸ…αž€αŸ’αž“αž»αž„ Google Play αžŠαŸ„αž™αž”αŸ’αžšαžΎαž€αž˜αŸ’αž˜αžœαž·αž’αžΈαžšαž»αž€αžšαž€αžαžΆαž˜αž’αŸŠαžΈαž“αž’αžΊαžŽαž·αžαž€αŸ’αž“αž»αž„αž€αž»αŸ†αž–αŸ’αž™αžΌαž‘αŸαžšαžšαž”αžŸαŸ‹αž’αŸ’αž“αž€αŸ”
eReaders αž“αž·αž„β€‹αž§αž”αž€αžšαžŽαŸβ€‹αž•αŸ’αžŸαŸαž„β€‹αž‘αŸ€αž
αžŠαžΎαž˜αŸ’αž”αžΈαž’αžΆαž“αž“αŸ…αž›αžΎβ€‹αž§αž”αž€αžšαžŽαŸ e-ink αžŠαžΌαž…αž‡αžΆβ€‹αž§αž”αž€αžšαžŽαŸαž’αžΆαž“β€‹αžŸαŸ€αžœαž—αŸ…αž’αŸαž‘αž·αž…αžαŸ’αžšαžΌαž“αž·αž€ Kobo αž’αŸ’αž“αž€αž“αžΉαž„αžαŸ’αžšαžΌαžœβ€‹αž‘αžΆαž‰αž™αž€β€‹αž―αž€αžŸαžΆαžš αž αžΎαž™β€‹αž•αŸ’αž‘αŸαžšαžœαžΆαž‘αŸ…β€‹αž§αž”αž€αžšαžŽαŸβ€‹αžšαž”αžŸαŸ‹αž’αŸ’αž“αž€αŸ” αžŸαžΌαž˜αž’αž“αž»αžœαžαŸ’αžαžαžΆαž˜β€‹αž€αžΆαžšαžŽαŸ‚αž“αžΆαŸ†αž›αž˜αŸ’αž’αž·αžαžšαž”αžŸαŸ‹αž˜αž‡αŸ’αžˆαž˜αžŽαŸ’αžŒαž›αž‡αŸ†αž“αž½αž™ αžŠαžΎαž˜αŸ’αž”αžΈαž•αŸ’αž‘αŸαžšαž―αž€αžŸαžΆαžšβ€‹αž‘αŸ…αž§αž”αž€αžšαžŽαŸαž’αžΆαž“αžŸαŸ€αžœαž—αŸ…β€‹αž’αŸαž‘αž·αž…αžαŸ’αžšαžΌαž“αž·αž€αžŠαŸ‚αž›αžŸαŸ’αž‚αžΆαž›αŸ‹αŸ”

αž…αŸ’αžšαžΎαž“αž‘αŸ€αžαžŠαŸ„αž™ Mira Fatmawati

αžŸαŸ€αžœαž—αŸ…β€‹αž’αŸαž‘αž·αž…αžαŸ’αžšαžΌαž“αž·αž€β€‹αžŸαŸ’αžšαžŠαŸ€αž„αž‚αŸ’αž“αžΆ