Kemelut Kerajaan Mancu

Digital Indonesia Investama
4,3
13 ulasan
eBook
858
Halaman
Rating dan ulasan tidak diverifikasi  Pelajari Lebih Lanjut

Tentang eBook ini

Ciu Thian Hwa yang dijuluki Huang-ho Sian-li. Gadis pendekar keturunan pangeran Manchu yang memegangTek-pai tanda kekuasaan yang diberikan Kaisar Shun Chi berjuang mempertahankan keselamatan putra mahkota pangeran Kang Shi yang kedudukannya diincar oleh para saudaranya.

Saat difitnah sebagai pembunuh pangeran Leng Kok Cun, ia dibantu para pendekar muda dan Im-yang Sian-kouw, murid dari Bu Beng Kiam-sian (Dewa Pedang Tanpa Nama lihat cerita Jagoan Pedang Tak Bernama) yang ternyata adalah ibu kandungnya yang selama ini tidak pernah diketahuinya. 

Bagaimana perjuangan Ciu Thian Hwa dalam menghadapi para musuhnya sementara ia sendiri memperjuangkan kisah cintanya yang kandas di tengah jalan?

Rating dan ulasan

4,3
13 ulasan
zuhairil anwar
24 Agustus 2015
Bagus banget.
Apakah konten ini berguna bagi Anda?
Mas Munandar
23 Juni 2023
Terapkan
Apakah konten ini berguna bagi Anda?

Tentang pengarang

 Kho Ping Hoo or Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo (born in Sragen, 17 August 1926 - died in Solo, 22 July 1994, Chinese: 許平和; pinyin: Xǔ Pínghé) is an Indonesian author of Chinese ethnicity. He is well known in Indonesia for his martial art fiction set in the background of China or Java. During his 30 years career, at least 120 stories has been published. 

Despite the fact that most of his stories were based on Chinese martial art genre, Kho Ping Hoo never actually learned Chinese. He had his inspirations from Hong Kong and Taiwan kung fu films. He made a significant contributions to Indonesian colloquial literature. The novels also introduce many Chinese terms in Hokkien dialects to Indonesian terms.

Because of his illiteracy in Chinese languages, his writings contain various errors regarding historical and geographical reality of China. However, the inaccuracies does not affect the popularity of Kho Ping Hoo. The novels themselves never reached China or the wider Chinese speaking population.

On 14th of December one of his most famous stories "bukek siansu" - the golden flute - finally arrived in China introduced by Ambassador Imron Cotan, Indonesian Ambassador to the People's Republic of China. The Chinese version of the book was launched by Ambassador Cotan together with Mr. Ma Minqiang, Secretary-General of Asean-China Center at Grand Millennium Hotel, Beijing. 

Beri rating eBook ini

Sampaikan pendapat Anda.

Informasi bacaan

Smartphone dan tablet
Instal aplikasi Google Play Buku untuk Android dan iPad/iPhone. Aplikasi akan disinkronkan secara otomatis dengan akun Anda dan dapat diakses secara online maupun offline di mana saja.
Laptop dan komputer
Anda dapat mendengarkan buku audio yang dibeli di Google Play menggunakan browser web komputer.
eReader dan perangkat lainnya
Untuk membaca di perangkat e-ink seperti Kobo eReaders, Anda perlu mendownload file dan mentransfernya ke perangkat Anda. Ikuti petunjuk Pusat bantuan yang mendetail untuk mentransfer file ke eReaders yang didukung.