HAKIM Bijak menerima sepucuk surat kaleng yang bunyinya antara lain, "Anda memvonis pemerkosa Kumala sebanyak enam bulan penjara saja. Padahal gadis itu sekarang dirawat di rumah sakit jiwa. Sungguh tidak adil! Bagaimana bila putri Anda sendiri yang diperkosa orang?" Walaupun sudah cukup sering menerima surat kaleng, tapi Hakim Bijak jadi punya ?rasat buruk. Ia ingat akan Laksmi, putrinya. Laksmi sudah dewasa dan cukup mampu menjaga diri. Tapi kemudian ternyata firasat buruk ayahnya terpaksa menjadi kenyataan!