Suamiku yang baru pulang dari menyadap karet di kebun Pak Rt, menyapa suami dari kakak pertamaku dengan ramah.
Mas Fadli yang sudah memakai sepatu kerjanya berdiri seraya mengangkat dagunya memperlihatkan gaya sombong dan angkuh.
"Kamu tidak lihat? Belum buta 'kan?" Suami kakakku itu berkata dengan tatapan mengejek sambil berjalan ke arah motornya.
"Lagian tidak perlu tanya-tanya! Sudah tahu Fadli itu setiap hari Senin sampai Sabtu kerja, bukan seperti kamu yang setiap malam kerja tapi tidak ada hasilnya sama sekali!" Alih-alih ibuku menimpal dengan ketus dari dalam rumah.