Jurnalisme Kontemporer Edisi Kedua

Yayasan Pustaka Obor Indonesia
ā§Ē.ā§Ŧ
ā§Ģ āĻŸāĻž āĻĒā§°ā§āĻ¯āĻžāĻ˛ā§‹āĻšāĻ¨āĻž
āĻ‡āĻŦā§āĻ•
358
āĻĒā§ƒāĻˇā§āĻ āĻž
āĻŽā§‚āĻ˛ā§āĻ¯āĻžāĻ‚āĻ•āĻ¨ āĻ†ā§°ā§ āĻĒā§°ā§āĻ¯āĻžāĻ˛ā§‹āĻšāĻ¨āĻž āĻ¸āĻ¤ā§āĻ¯āĻžāĻĒāĻ¨ āĻ•ā§°āĻž āĻšā§‹ā§ąāĻž āĻ¨āĻžāĻ‡  āĻ…āĻ§āĻŋāĻ• āĻœāĻžāĻ¨āĻ•

āĻāĻ‡ āĻ‡āĻŦā§āĻ•āĻ–āĻ¨ā§° āĻŦāĻŋāĻˇā§Ÿā§‡

Jurnalisme Kontemporer Edisi 2 ini menyerap berbagai perkembangan jurnalisme. Teknologi, misalnya, mendorong jurnalisme ke dalam kontemporarisasi media, dan membawa masyarakat semakin erat, ketat, padu, dan kompak, ketika menangkap peristiwa, atau isu. Perkembangan lain membawa jurnalisme tidak lagi hanya jadi sebuah profesi. Tapi juga, perkakas mengolah pesan, dan medium komunikasi kreatif: menyoal gaya hidup, olah raga, kesehatan, makanan, hingga cuaca. Sejarah, dan keilmuan jurnalisme, di antaranya, menunjukkan ideologi bermain di ruang fakta, sumber berita, sampai reportase. Bahasa dan pelaporan jurnalisme bahkan mengubah nalar bangsa Hindia, dari budaya "ucap" menjadi "baca-tulis", dari literasi "obrolan sekampung" menjadi "informasi personal". Framing jurnalisme mengerangkan tampilan sebuah bangsa, dan nafsu ekonomi politik. Dari sanalah, sertifikasi kewartawanan diukur jurnalisme, dan etika jurnalistik menolak syahwat pornografi. Hal itu tak melulu bisa diukur lewat sistim pers. Di kawasan Amerika Utara dan eropa barat, misalnya, aturan pers dipengaruhi pasar media, jaringan media dan partai politik, profesionalisme kewartawanan, serta intervensi negara. Ukuran profesionalisme, contohnya, pun bermacam ragam di tiap negara. Intervensi negara, misal lain, berbeda-beda ukurannya. Komponen politis bisa bersambung dengan sirkulasi pers. Buku edisi ke-2 ini dituntun, secara langsung atau tidak, oleh para mahasiswa, dosen atau pengajar, sampai pembimbing tesis dan disertasi, dari disiplin komunikasi, politik, hukum, ekonomi, psikologi, serta ilmu sosial dan humaniora lain. Selain itu, diceramahi sejawat pers dan media, serta rekan profesi lain seperti pengacara, politisi, polisi, dan lainnya. Alhamdulillah.

āĻŽā§‚āĻ˛ā§āĻ¯āĻžāĻ‚āĻ•āĻ¨ āĻ†ā§°ā§ āĻĒā§°ā§āĻ¯āĻžāĻ˛ā§‹āĻšāĻ¨āĻžāĻ¸āĻŽā§‚āĻš

ā§Ē.ā§Ŧ
ā§Ģ āĻŸāĻž āĻĒā§°ā§āĻ¯āĻžāĻ˛ā§‹āĻšāĻ¨āĻž

āĻ˛āĻŋāĻ–āĻ•ā§° āĻŦāĻŋāĻˇāĻ¯āĻŧā§‡

Septiawan Santana K., lahir 6 September 1964 di Purwakarta, Jawa Barat. Ia menyelesaikan disertasinya (2013), dan tesis (2006) di Program Pascasarjana Bidang Komunikasi di Universitas Padjadjaran, dan skripsi-kesarjanaannya di di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung (Fikom-Unisba). Kini, mengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung – sembari menulis puisi, artikel, bahan kuliah dan buku. Ia menulis, antara lain :

                Disertasi Kewartawanan Investigasi di Indonesia dalam Mencari dan Melaporkan Sumber dan Fakta Berita (2013). Progam Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung.

                Tesis Pola Peliputan Investigasi Majalah Berita Mingguan Tempo; Studi Kasus Peliputan Berita Investigasi ‘Kapal Patroli Pembawa Selisih’ di MBM Tempo (2005). Progam Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung.

                Buku Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Kedua (2010). Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

                Buku Jurnalisme Investigasi Edisi Revisi (2009).Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

                Buku Menulis itu Ibarat Ngomong (2007). Penerbit Kawan Pustaka, Jakarta

                Buku Jurnalisme Kontemporer (2005). Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

                Buku Menulis Feature (2005). Penerbit Bani Qurais, Bandung.

                Buku Laporan Penelitian Sistem Hukum Yang Representatif Dalam Upaya Penegakan Hukum Di Wilayah Jabopunjur (2005). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta.

                “Quantum Learning bagi Pendidikan Jurnalistik (Studi Pembelajaran Jurnalistik yang Berorientasi pada Life Skill)”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Januari 2002 Tahun ke-8, No. 034. Terakreditasi berdasarkan SK Dirjen Dikti Depdikbud RI, No. III Dikti/ Kep/1998

 

                “Investigasi (Reporting)”, Majalah Pantau Kajian Media dan Jurnalisme, Edisi Januari 2002, Jakarta. “Kualitatif itu bukan Sekedar Menolak Positifisme”. Jurnal Komunikasi Mediator, Fikom Unisba, Volume 3 Nomor 1 tahun 2002.

                Makalah “Metaforis Sastra di dalam Esai Jurnalistik Catatan Pinggir Karya Goenawan Mohamad di Majalah Majalah Tempo” (2001), yang meraih penghargaan III Sayembara Esai Sastra Indonesia, dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2001 (Pusat Bahasa Depdiknas).

                “Kegusaran Tom Wolfe, Jurnalisme Kesastraan Mengusung Fakta Memikat tanpa Fiksi Sedikitpun”. Majalah Pantau, Kajian Media dan Jurnalisme, Jakarta. Edisi Oktober 2001.

                ANTOLOGI PUISI INDONESIA (1997). Kumpulan puisi Komunitas Sastra Indonesia, Jakarta. Penerbit Angkasa, Bandung

                Dan, berbagai artikel di media massa.

                Juga, pengisi kegiatan pelatihan, workshop, dan diskusi, mengenai jurnalistik dan komunikasi

 

āĻāĻ‡ āĻ‡āĻŦā§āĻ•āĻ–āĻ¨āĻ• āĻŽā§‚āĻ˛ā§āĻ¯āĻžāĻ‚āĻ•āĻ¨ āĻ•ā§°āĻ•

āĻ†āĻŽāĻžāĻ• āĻ†āĻĒā§‹āĻ¨āĻžā§° āĻŽāĻ¤āĻžāĻŽāĻ¤ āĻœāĻ¨āĻžāĻ“āĻ•āĨ¤

āĻĒāĻĸāĻŧāĻžā§° āĻ¨āĻŋāĻ°ā§āĻĻā§‡āĻļāĻžā§ąāĻ˛ā§€

āĻ¸ā§āĻŽāĻžā§°ā§āĻŸāĻĢ’āĻ¨ āĻ†ā§°ā§ āĻŸā§‡āĻŦāĻ˛ā§‡āĻŸ
Android āĻ†ā§°ā§ iPad/iPhoneā§° āĻŦāĻžāĻŦā§‡ Google Play Books āĻāĻĒāĻŸā§‹ āĻ‡āĻ¨āĻˇā§āĻŸāĻ˛ āĻ•ā§°āĻ•āĨ¤ āĻ‡ āĻ¸ā§āĻŦāĻ¯āĻŧāĻ‚āĻ•ā§āĻ°āĻŋāĻ¯āĻŧāĻ­āĻžā§ąā§‡ āĻ†āĻĒā§‹āĻ¨āĻžā§° āĻāĻ•āĻžāĻ‰āĻŖā§āĻŸā§° āĻ¸ā§ˆāĻ¤ā§‡ āĻ›āĻŋāĻ‚āĻ• āĻšāĻ¯āĻŧ āĻ†ā§°ā§ āĻ†āĻĒā§āĻ¨āĻŋ āĻ¯'āĻ¤ā§‡ āĻ¨āĻžāĻĨāĻžāĻ•āĻ• āĻ¤'āĻ¤ā§‡āĻ‡ āĻ•ā§‹āĻ¨ā§‹ āĻ…āĻĄāĻŋāĻ…'āĻŦā§āĻ• āĻ…āĻ¨āĻ˛āĻžāĻ‡āĻ¨ āĻŦāĻž āĻ…āĻĢāĻ˛āĻžāĻ‡āĻ¨āĻ¤ āĻļā§āĻ¨āĻŋāĻŦāĻ˛ā§ˆ āĻ¸ā§āĻŦāĻŋāĻ§āĻž āĻĻāĻŋāĻ¯āĻŧā§‡āĨ¤
āĻ˛ā§‡āĻĒāĻŸāĻĒ āĻ†ā§°ā§ āĻ•āĻŽā§āĻĒāĻŋāĻ‰āĻŸāĻžā§°
āĻ†āĻĒā§āĻ¨āĻŋ āĻ•āĻŽā§āĻĒāĻŋāĻ‰āĻŸāĻžā§°ā§° ā§ąā§‡āĻŦ āĻŦā§āĻ°āĻžāĻ‰āĻœāĻžā§° āĻŦā§āĻ¯ā§ąāĻšāĻžā§° āĻ•ā§°āĻŋ Google PlayāĻ¤ āĻ•āĻŋāĻ¨āĻž āĻ…āĻĄāĻŋāĻ…'āĻŦā§āĻ•āĻ¸āĻŽā§‚āĻš āĻļā§āĻ¨āĻŋāĻŦ āĻĒāĻžā§°ā§‡āĨ¤
āĻ‡-ā§°ā§€āĻĄāĻžā§° āĻ†ā§°ā§ āĻ…āĻ¨ā§āĻ¯ āĻĄāĻŋāĻ­āĻžāĻ‡āĻš
Kobo eReadersā§° āĻĻā§°ā§‡ āĻ‡-āĻšāĻŋā§ŸāĻžāĻāĻšā§€ā§° āĻĄāĻŋāĻ­āĻžāĻ‡āĻšāĻ¸āĻŽā§‚āĻšāĻ¤ āĻĒā§āĻŋāĻŦāĻ˛ā§ˆ, āĻ†āĻĒā§āĻ¨āĻŋ āĻāĻŸāĻž āĻĢāĻžāĻ‡āĻ˛ āĻĄāĻžāĻ‰āĻ¨āĻ˛â€™āĻĄ āĻ•ā§°āĻŋ āĻ¸ā§‡āĻ‡āĻŸā§‹ āĻ†āĻĒā§‹āĻ¨āĻžā§° āĻĄāĻŋāĻ­āĻžāĻ‡āĻšāĻ˛ā§ˆ āĻ¸ā§āĻĨāĻžāĻ¨āĻžāĻ¨ā§āĻ¤ā§°āĻŖ āĻ•ā§°āĻŋāĻŦ āĻ˛āĻžāĻ—āĻŋāĻŦāĨ¤ āĻ¸āĻŽā§°ā§āĻĨāĻŋāĻ¤ āĻ‡-ā§°āĻŋāĻĄāĻžā§°āĻ˛ā§ˆ āĻĢāĻžāĻ‡āĻ˛āĻŸā§‹ āĻ•ā§‡āĻ¨ā§‡āĻ•ā§ˆ āĻ¸ā§āĻĨāĻžāĻ¨āĻžāĻ¨ā§āĻ¤ā§° āĻ•ā§°āĻŋāĻŦ āĻœāĻžāĻ¨āĻŋāĻŦāĻ˛ā§ˆ āĻ¸āĻšāĻžāĻ¯āĻŧ āĻ•ā§‡āĻ¨ā§āĻĻā§ā§°āĻ¤ āĻĨāĻ•āĻž āĻ¸āĻŦāĻŋāĻļā§‡āĻˇ āĻ¨āĻŋā§°ā§āĻĻā§‡āĻļāĻžā§ąāĻ˛ā§€ āĻšāĻžāĻ“āĻ•āĨ¤