Barangkali puisi adalah gema di tengah wajah bertaut sepi, namun menenangkan hati. Tidak hanya sebatas kata yang diikat kalimat, dipoles dengan titik dan koma. Jauh dari itu, ia berisi barisan rasa. Terlahir dari imaji-imaji yang berkeliaran dan realitas sekitar yang diwarnai khayal. Kali ini barisan bait “JELITA DALAM MUSIM DUKA” telah dalam genggaman sang pembaca. Semoga menjadi teman dalam segala suasana.