“Saya jatuh hati pada semangat mereka. Mereka terus berpetualang, melanjutkan hidup dengan anggota tubuh yang kurang, lalu menginspirasi orang lain melalui buku mereka ini.”
Mayawati Nur Halim, Deputy Editor in Chief MyTrip Magazine
“Hidup mereka tak selalu baik. Namun, semangat mereka untuk bangkit membuat mereka melampaui batas dari segala kekurangan. Buku ini adalah rangkuman perjuangan anak manusia yang dipandang tipis, tetapi mampu membuat semesta takjub.”
Kidung Saujana, Avonturir
“Buku ini mengisahkan tentang rasa syukur mereka akan “hidup”.”
Bima Prasena, ULTRA 7 Explorer’s Grand Slam Indonesia Expedition
[Mizan Publishing, Adventure, Petualang, Outdoor Activity, Motivasi, Alam Bebas, Pecinta Alam, Indonesia]
Rahmat Hidayatullah(Rago)
Laki-laki kelahiran Tangerang, Banten. 07 juli 1993. Calon sarjana Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Berasal dari keluarga yang gemar berolahraga tidak mengurungkan niatnya untuk menghasilkan sebuah karya. Kedua kakaknya seorang sarjana sastra, Inggris dan Indonesia. Mungkin karena banyaknnya buku-buku bacaan yang dibaca oleh kakaknya membuatnya menjadi sering membaca buku. Novel dan biografi khususnya. Saat ini dia aktif dalam organisasi pencinta alam tingkat universitas, MAHACITA UPI. Kemudian tergabung menjadi anggota The Panasdalam Institue, yakni: The Panasdalam Disabilitas (kegiatan kelompok kawan-kawan disabilitas) dan KATAMORGANA (Klub menulis dan penyuka sastra yang saat ini juga merancang kumpulan karya)
Irfan
Seorang lelaki kelahiran 26 April 1990 yang bercita-cita ingin menjadi seorang penulis yang sukses dan bisa menebarkan rona semangat kepada semua manusia di muka bumi. Irfan merupakan salah satu anggota organisasi PLASMA 4 Depok dan MAPA Gunadarma. Hidupnya berubah drastis ketika mengalami musibah pada bulan Maret 2010, beton setinggi sepuluh meter melemparnya keras ke daratan, sehingga kini dia harus menggunakan alat bantu tongkat untuk berjalan. Namun, baginya keterbatasan bukan penghalang untuk berkelana. Baginya keterbatasan bukan suatu hambatan untuk menembus batas. Beberapa karyanya bisa dilihat di www.tabahsampaiakhir.com atau www.qubicle. id/qube/escapade. Irfan sudah menelurkan karya pertamanya yang berjudul Tabah Sampai Akhir. Dia ingin terus berkarya karena baginya yang abadi itu bukanlah bunga Edelweis, tetapi sebuah karya. Maka dari itu, Irfan bercita-cita untuk berkarya, karena karyanya akan tetap hidup meski dia sudah tidak ada.
Fajar Sodiq
Pria kelahiran Lampung, yang lama menetap di tanah Jawa. Sering memberi julukan PujaKesuma Putra Jawa kelahiran Sumatra. Gemar berkegiatan di alam bebas, senang menggunakan flanel dan penutup kepala. Aktif di organisasi sosial, selalu berusaha menjadi yang terbaik dan bermanfaat bagi sesama.