jadi setiap ada hujan aku pasti mengingatmu
setiap hujan datang aku bermain hujan untuk menemuimu
kala itu adalah hujan pembuka ditahun kemarauku
kamu dan hujan turun melenggok dari langit keberapa
sesampaimu dibumi, atap rumahku menyambutmu dengan irama
penuh kegembiraan lalu sorak sorai tanah melengkapinya
anak-anak keturunan rakyat tanpa baju dibadannya jingkrak
berlarian kesana kemari turut mengupacarai kehadiranmu
sungai desaku menyanyi mengalirkan tawa yang akhirnya
membangunkan aku dari lamunan di atas tumpukan batu-batu
berselimut pasir yang hinggap dibibir sungai
tempatku menanam mimpi
Imam Indrayana, lahir di Gunungkidul, 3 Januari 1987. Menulis karya fiksi dan nonfiksi yang dipublikasikan di Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Jawapos, Solopos dan media cetak lainnya.
Buku yang sudah terbit antara lain, Anak Nakal, Sajak Cintaku (puisi), Antara Game dan Qur'an, Pengagum Rahasia.
Penulis saat ini aktif mengajar di sekolah dasar di lereng gunung lawu. Selain itu, penulis juga aktif dalam komunitas Pecinta Sajak Teh, sebuah komunitas menulis di jawa tengah.