Masalah kesehatan Diabetes Melitus (DM) saat ini menjadi masalah kesehatan yang semakin tahun jumlahnya semakin meningkat. Jumlah penderita DM di dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari 346 juta tahun 2004 dan angka ini meningkat 4.4% pada tahun 2030. Indonesia menjadi urutan keempat dalam jumlah penderita DM di dunia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan penderita DM di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta dan diperkirakan mencapai 20,1 juta jiwa pada tahun 2030.
Daun binahong lebih efektif dibandingkan batang dan akar untuk dijadikan sebagai bahan utama dalam menurunkan kadar glukosa karena dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak dan tidak memengaruhi kehidupan dari tanaman tersebut. Daun binahong memiliki kandungan saponins, alkaloids, polyphenols, flavonoid, dan mono polysaccharide. Dari 20 g sampel daun binahong memiliki total saponin triterpenoid dan steroid sekitar (28.14 ± 0,22). Triterpenoid merupakan jenis senyawa yang dapat larut air sedangkan senyawa steroid larut dalam lemak. Senyawa saponin dapat menurunkan kadar glukosa darah. Rebusan daun binahong (Anredera cordifolia) efektif terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.
I Made Raka, S.ST., M.Kes., lahir pada tanggal 13 April 1968. Penulis tinggal di Kelurahan Klamana, Kota Sorong. Pendidikan Tinggi ditempuh mulai dari SPK 51 Sorong (1989), Akper Tidung Ujung Pandang (1996), DIV Perawat Pendidik Makassar (2002), Program Ilmu Kesehatan Masyarakat (M.Kes) Jurusan Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK) 2012 Undip Semarang. Aktivitas penulis saat ini adalah dosen tetap (Lektor) dan Kepala Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong. Jalin kerja sama dengan penulis via surel [email protected].
Nurul Kartika Sari, M.Kep., lulus S1 di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang (FKUB) tahun 2006. Sementara itu program profesi ditempuh selama 1 tahun (Profesi NERS) di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang (FKUB) dan lulus tahun 2007. Kemudian melanjutkan jenjang pendidikan Magister Keperawatan dengan peminatan Keperawatan Medikal Bedah di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) lulus di tahun 2015. Pernah menjadi dosen tetap pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) NU Tuban Jawa Timur hingga akhir tahun 2015, dan dosen tetap Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur hingga akhir tahun 2018. Pada saat ini adalah dosen tetap Jurusan Keperawatan Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Sorong. Mengampu mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Dasar, Komunikasi dalam Keperawatan, dan Keperawatan Gawat Darurat serta Manajemen Bencana. Pengalaman berorganisasi pada organisasi profesi PPNI yaitu pernah menjabat sebagai ketua divisi pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) pengurus organisasi DPK PPNI Kota Samarinda pada masa jabatan tahun 2016-2019. Saat ini menjabat sebagai kepala unit laboratorium terpadu dengan masa jabatan 2020-2025. Ketertarikan dalam mendalami ilmu keperawatan medikal bedah dan kegawatdaruratan tertuang dalam beberapa riset jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional yang telah dipublikasi membahas tema tentang penatalaksanaan keperawatan pada kasus-kasus pasien diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung dan paru.