"""Berawal dari kesempatan yang didapatnya untuk bermukim di Negeri Sakura, åÒakuåÓ, tokoh sentral cerita ini, mendapat kesempatan untuk hidup dan bergaul dengan manusia-manusia dari berbagai belahan dunia. Pengalaman ini sangat berkesan bagi aku, sebab mereka yang sangat berbeda latar belakang dan sebelumnya sama sekali tidak saling mengenal, mampu membangun kehidupan bersama dengan penuh keakraban penuh toleransi, kepedulian penuh rasa berbagi, dan ketulusan untuk saling menghargai. Berdasarkan pengalaman itu, aku meyakini bahwa manusia lebih memilih mengikuti nalurinya untuk beradaptasi dibanding kemampuannya mengisolasi diri. Ironisnya, pada waktu yang bersamaan, aku merasakan betapa dominannya berita dan informasi yang melukiskan ketidaksukaan, kebencian, dan kemarahan suatu kelompok terhadap kelompok lain, serta kengerian akibat pertikaian antarkelompok. Dua kondisi yang kontra diktif ini membekaskan pertanyaan dalam hati aku, apakah benar manusia-manusia dalam suatu kelompok tidak suka, benci, dan marah pada kelompok lain? Atau semua ini sekadar rekayasa mereka yang mempunyai kekuasaan untuk kepentingan pribadi? alah satu jargon yang sangat mengganggu hati dan pikiran aku adalah jargon Islam vs Barat. Jargon ini seakan menggambarkan situasi sedang berhadap-hadapannya umat Islam dan masyarakat Barat. Pemikiran inilah yang membulatkan tekad aku untuk berkeliling ke berbagai negara untuk melihat secara langsung bagaimana pandangan orang-orang Barat terhadap Islam. Dalam berbagai kesempatan di negara-negara Barat, aku melakukan observasi terhadap sikap orang Barat terhadap muslim, dan mengajak berbincang-bincang masyarakat yang ditemuinya, baik muslim maupun bukan muslim. Selain ke negara-negara Barat, aku juga melakukan perjalanan ke negara-negara yang dicitrakan sebagai negara Islam. Di sini aku mencoba untuk meresapi dan menghayati apa yang pernah terjadi dahulu di sana, sekaligus untuk menyaksikan bagaimana kehidupan masyarakat di negeri yang keislaman dicitrakan melekat kuat. Hasilnya, sikap masyarakat Barat sesungguhnya sama dengan umat Islam, dan ma-nusia lainnya di bumi ini, yang menginginkan perdamaian di bumi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana ajaran Islam itu sendiri. Sayangnya suara mereka tidak terdengar, suara mereka seakan-akan membisu."""