"Nggak sarapan dulu?" Aku bertanya sembari menghampirinya. Ia terlihat tergesa-gesa padahal ini masih pagi.
Aku berinisiatif membantunya mengenakan dasi, setelah itu mengantarnya sampai depan rumah kami.
"Aku sarapan di kantor, pagi ini ada meeting," jawabnya.
"Ya sudah hati-hati di jalan."
"Aku berangkat. Nanti siang kamu gak perlu repot-repot antar makan siangku." Mas Reza menarik pinggangku, ia mendaratkan kecupan singkat di kening ini sebelum masuk mobil. Aku tersenyum memandangnya.
"Sayang ..."
Dahiku mengerut, aku menatap Mas Reza dalam. "Apa ada yang ketinggalan? Berkas?"
"Nggak. Oya nanti malam aku gak pulang, dan mungkin sampai tiga hari ke depan," katanya padaku.
Alisku bertaut mendengarnya. Kenapa dia baru bilang sekarang?
"Memangnya kamu mau kemana?"
"Keluar kota?"
"Keluar kota?" Ulangku masih bingung.
"Iya sayang."
"Terus keperluan kamu bagaimana? Aku siapkan ya, kamu tunggu sebentar, lagian ini masih pagi."