Pada waktu itu, bisa dikatakan bahwa Schelling merupakan anak didik Fichte. Akan tetapi, pemikiran Fichte hanyalah titik pemberangkatan refleksi Schelling. Tidak lama setelah itu, Schelling menunjukkan independensi dalam berpikir. Khususnya, ia tidak puas dengan pandangan Fichte tentang Alam yang hanya dianggap sebagai instrumen untuk aksi moral. Pada pandangannya sendiri, Alam adalah manifestasi terdekat dari Mutlak, sebagai dinamika yang mengorganisir dirinya sendiri dan sistem teologi yang terus bergerak.
Di tahun 1798 Schelling ditunjuk menjadi Kepala Universitas Jena. Dia memang baru menginjak usia 23, tapi karya-karyanya berhasil menuai pujian tak hanya dari Goethe, tapi juga dari Fichte. Dari tahun 1802 sampai tahun 1803, ia berkolaborasi dengan Hegel menyunting Critical Journal of Philosophy.
Buah pikiran Schelling yang terus tumbuh dengan amat terbuka membuatnya menarik untuk diikuti—lebih daripada filsuf lainnya.
Buku Seri Tokoh Filsafat diterjemahkan dari karya termasyhur Frederick Charles Copleston, seorang pendeta Yesuit Inggris, yang sebelumnya diterbitkan dalam sembilan jilid antara tahun 1946 dan 1975. Sebagaimana dicatat oleh The Encyclopedia Britannica, karya ini adalah “teks dasar pengantar filsafat untuk ribuan siswa universitas, khususnya dalam edisi paperback AS-nya.”