“Pulang? Kok ngedadak sih, Alma? Apa nggak sebaiknya Minggu depan?” tanya ibu mertuaku. Ialah yang mengurus kedua anakku selain suamiku karena kedua orang tuaku sudah meninggal. Jadi, selama aku di Arab Saudi, suami dan mertua yang mengurusi anak-anak.
“Iya ngedadak. Soalnya aku nggak bisa ngabarin, udah dua Minggu lalu majikanku meninggal dunia. Aku mau pulang saja karena kangen sama anak-anak,” jawabku.
“Kamu belum menghubungi Ikbal suamimu?”
“Belum, Bu. Kang Ikbal susah dihubungi. Memangnya Ibu nggak ikutin berita ya? Kan berita meninggalnya majikanku ada di media-media Indonesia, khususnya di tok-tok.”
“Nggak tau,” katanya.
“Berarti Ibu nggak tau kalau aku dapat warisan 2M dari majikanku?”
“Nggak tau juga, Ma. Ya udah kamu pulang aja, nanti Ibu akan menyambut kedatanganku dengan meriah,” katanya.
“Baik, Bu.”
Setelah menelepon Ibu, sepertinya ada yang janggal dengan percakapan tadi. Ibu memintaku jangan pulang dulu. Tapi setelah ia tau aku dapat warisan 2M, ia memintaku pulang. Ada yang salah dari perkataanku?