Bab ini kami akan mengulas berbagai adaptasi mereka untuk mengelola sumber daya alamnya sebagai sebuah modal penting bagi penghidupan. Di bab ketiga,“Perempuan Kendate dan Pengelolaan Sumber Daya Alam”,kami mengelaborasi narasi, ergumulan, ketakutan, refleksi dan harapan perempuan Kendate. Berbagai siasat hidup dan prakarsa perempuan untuk tetap bertahan akan dimunculkan dalam analisis di tingkatan individu hingga kelompok sosial.
Dalam bab keempat, “Kampung Sebagai Pasar Kebijakan”, kami akan melihat ragam intervensi oleh ragam actor pembangunan baik pemerintah nasional, pemerintah daerah, gereja maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dalam bab kelima, “Adil dan lestari”, kami akan menunjukkan bagaimana masyarakat Kendate menkonseptualisasikan adil dan lestari dari cara pandang, refleksi, pengalaman, dan harapan mereka. Dalam bab keenam, “Perubahan dengan Potensi Kerentanan”, kami akan mengelaborasi dimensi perubahan dalam pengelolaan masyarakat Kendate. Meskipun berbagai inisiatif pengelolaan terus ditunjukkan oleh masyarakat namun keterbukaan mereka terhadap berbagai intervensi kebijakan menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Di bagian terakhir “Menegosiasikan Budaya dan Pembangunan” ,menjadi refleksi dari setiap temuan yang ada. Kami akan memberikan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan daerah, gereja dan masyarakat sipil (CSO). Diharapkan rekomendasi berbasis data ini dapat membantu menjembatani konseputalisasi pembangunan top down dan paternalistic dari pemerintah dengan narasi-narasi masyarakat Kendate.