"Kau tahu? Akibat ulahmu yang tidak memakai pengaman saat kita bercinta, aku jadi hamil."
"Benarkah? Berita yang bagus kau hamil, Sayang."
"Akhirnya, aku akan punya penerus," imbuh Geralz dengan nada bangga yang kental. Tangan mengelus perut rata Fransia. Wanita itu duduk di atas pangkuannya.
Geralz menyeringai. "Dan, kita akan segera menikah. Aku pasti bertanggung jawab. Tenang saja, Sayang."
"Cih, kau menyebalkan!"
"Tapi, kalau hanya satu rasanya akan kurang. Aku ingin mendapatkan anak darimu mungkin tiga."
Fransia kembali mendelik. "Aku masih 25 tahun, kau ingin aku hamil yang banyak?"
"Setelah kita menikah, aku tidak akan memakai pengaman kalau kita bercinta. Kemungkinanan kau akan hamil lagi juga pasti sangat besar."
"Yahh, kau menyebalkann sekali, Geralz!"
..................
Fransia Marton tidak pernah merasa tertarik dengan lawan jenis yang memiliki jarak usia dengannya lebih dari sepuluh tahun, apalagi sampai berkencan.
Bagi Fransia, pria-pria tersebut sudah tua dan tak memiliki pesona lagi Namun, penilaian buruknya seketika sirna, setelah mengenal Geralz Brown. Walau, perbedaan mereka hampir 13 tahun. Pria itu memiliki semua kriteria yang Fransia lama damba-dambakan.
Geralz adalah pengusaha sukses, mempunyai kekayaan puluhan jutaan dollar. Paras tampan dilengkapi postur tubuh tinggi dengan tonjolan otot-otot perut terpahat indah.
Dan yang terpenting, Geralz sudah berpengalaman di tempat tidur. Dapat memberi jaminan jika malam-malam mereka lalu bersama pasti membara serta panas.
Masalah kemudian muncul saat Geralz inginkan mereka tak hanya sekadar bermain-main. Memiliki sebuah hubungan yang serius, yakni pernikahan.
Dan, Fransia tak bisa menghindar karena ia hamil buah hati Geralz. Mau tidak mau, diterimanya ajakan pria itu. Fransia enggan membesarkan anak seorang diri. Walau, kesal pada Geralz yang telah menjebaknya agar bisa mengandung.