Siapa pun yang menginjakkan kaki di sana akan menemukan “Cengkeraman Aruntem,” kutukan yang mengikat semua penghuninya.
Di sini, kematian bukanlah jalan keluar, sebab bahkan mereka yang telah tiada tetap terjalin dalam jiwa pulau ini.
Cobalah pergi, dan kau akan menghadapi nasib yang memikat sekaligus mengerikan:
jantungmu berhenti, tubuhmu mengeras, berubah menjadi kesempurnaan bak marmer—abadi dan tenang.
Namun, kematian bukanlah akhir.
Jiwamu tetap tinggal, menyatu dalam jalinan Aruntem
—menjadi pohon yang melambai tertiup angin, ombak yang menghantam tebing, atau kunang-kunang yang menyinari malam.
Aruntem hidup,
berdenyut dengan jiwa-jiwa yang direngkuhnya, dan ia tak pernah melepaskan.
Beranikah kau menjelajahi keindahannya, meski tahu ia mungkin akan merenggutmu juga?
Di Aruntem, kehidupan, kematian, dan keabadian melebur—menyisakan hanya cengkeraman pulau ini untuk menggenggammu...
selamanya.
alias