Suara cekikikan canda ria tujuh orang gadis remaja di air telaga yang sedingin air sewindu, di sudut terpencil punggung Gunung Rahtawu, seÂakan menjanjikan kisah yang berlimpah dengan keriaan dan kebahagiaan. Tetapi ternyata ini adalah awal kehancuran Padepokan Rahtawu, beserta seluruh siswa-siswanya. Lebih dari itu, jagat pengaruh Wilwatikta mulai diguncang oleh hempasan gelombang dendam. Sebuah nama muncul di percaturan. Suatu rasa ketakutan mulai merayap menerkam. Sebab ... Dewi Candika mulai berkeliaran. Dan dia adalah dewi penyebar maut. Siapa dia, dari mana dia, mengapa dia begitu membenci semua tokoh di istana Wilwatikta ... ? Anda dapat mengikuti detak ketakutan mereka yang akan jadi korbannya. Anda dapat merasakan kehangatan cintanya. Anda pun dapat membenciÂnya dengan dendam yang sedalam lautan. Kisah silat kembali ke sosok kisah yang betulÂ-betul bisa Anda nikmati dalam kisah ini ... saat matahari kejayaan Majapahit mulai condong ke rembang kegelapan malam.